OtoRace.id - Sering kali kita melihat para pembalap MotoGP melakukan turun kaki ketika melakukan pengereman keras alias hard braking.
Sebenarnya di MotoGP, gaya ini mulai diperkenalkan oleh Valentino Rossi setelah kepindahannya dari Honda ke Yamaha.
Ketika itu, Valentino Rossi mulai menurunkan kakinya usai berakselerasi di trek lurus menjelang tikungan atau biasa disebut leg wave.
Rossi melakukan teknik leg wave ketika bertarung di MotoGP Spanyol 2005 dengan memakai Yamaha YZR-M1.
(Baca Juga: Marc Marquez dan Valentino Rossi Bersaing Jadi Pembalap Jago Ngerem, Versi Legenda dan Pembalap MotoGP)
Teknik leg wave ini enggak sekadar buat gaya-gayaan, tapi tujuannya adalah untuk menambah keseimbangan saat melakukan pengereman keras dengan rem depan.
Akhirnya, gaya yang dilakukan Valentino Rossi ini pun merebak diikuti para pembalap MotoGP lain seperti Cal Crutchlow, Andrea Dovizioso, Danilo Petrucci hingga Marc Marquez dan masih banyak lagi.
"Banyak filosofi ketika mengerem dan mengeluarkan kaki, dan kamu menggerakan kaki ke depan atau belakang untuk meraih center gravity motor," jelas Cal Cruthlow dilansir OtoRace.id dari MotoGP.com.
"Dan saya percaya dengan filosofi tersebut, itu benar. Tetapi bagi saya, ini seperti ketika kamu kecil di atas sepeda, ketika kamu berpikir tidak akan berhenti, hal yang kamu lakukan adalah menurunkan kaki kamu. Ini seperti reaksi alami."
(Baca Juga: Mulai Dari Marc Marquez Hingga Valentino Rossi, Begini penampilan Pembalap MotoGP Ketika Tua)
Jadi sebelum menikung, Cal Crutchlow mengeluarkan kakinya dan menjelang tikungan dirinya langsung menaruh kakinya kembali di footstep.
Terutama ketika menikung ke kanan, karena dengan begitu dirinya bisa memainkan rem belakang untuk membantu proses pengereman sempurna.
"Di tikungan ke kiri, akan lebih mudah karena kamu bisa menaruh kembali kaki kiri di detik-detik terakhir menikung," tambahnya.
Hal itu disebabkan kaki kanan akan tetap di footstep dan bisa mengoperasikan rem belakang untuk pengereman dan koreksi arah laju pacuan.
(Baca Juga: Joan Mir Merasa Nasib Sialnya di MotoGP Musim 2019 Sudah Berakhir)
Tapi menurutnya tidak di semua tikungan para pembalap menurunkan kakinya, seperti di tikungan cepat yang mengalir atau rolling speed corner, tentunya tidak perlu menurunkan kaki.
"Tentu jika bicara tentang center gravity, jika kamu menggerakan kaki kamu ke depan, kamu bisa menambah tekanan ke rem depan dan menambah downforce, tetapi kamu juga harus memikirkan untuk area belakang," jelasnya.
Maka itu, agak sulit jika melakukan leg wave ke depan dan belakang secara cepat dengan waktu pengereman dan area yang terbatas.
"Normalnya pembalap kecil akan mengeluarkan lebih keluar kaki mereka dibandingkan pembalap tinggi. Saya pikir pembalap tinggi memiliki keuntungan lebih untuk mencegah motor terkunci area pengereman di trek lurus," bilangnya lagi.
Jadi, pembalap tinggi tidak perlu lebih mencondongkan tubuhnya ke depan ketika melakukan leg wave.
"Pembalap tinggi bisa lebih duduk lebih ke belakang belakang dan mengempit motor dengan pahanya dan posisinya bisa lebih nyaman ketika deselerasi."
Nah, selain insting, menurut Crutchlow jika melakukan pengereman dengan kakinya masih di footstep, seakan dia menjadi lambat dari sebelumnya.
Begitu penjelasannya!
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR