Baca Juga: Max Verstappen Tiru Zlatan Ibrahimovic, Beli Mobil Ferrari Seharga Rp 25 Miliar!
"Kupikir itu masa depan, karena kami butuh sesuatu yang berpikir lebih cepat dari manusia, dimana AI bisa melakukannya. Selain itu, kami sebenarnya sudah suatu mesin untuk mempelajari data," jelasnya.
Sampai saat ini, pembalap dan mekanik harus berjam-jam mempelajari data untuk bisa mencari setup tepat untuk motor.
Dan itu cukup memakan waktu.
Dengan AI, semua data yang terkumpul akan diolah sendiri dan dieksekusi secara otomatis untuk mencapai suatu tujuan, intinya serba lebih otomatis.
"Kami sudah memakai beberapa parameter yang dikalkulasi dengan mesin yang bisa membaca banyak data, kami memang tak bisa melakukannya secara manual," kata Conti.
Baca Juga: Max Verstappen Tiru Zlatan Ibrahimovic, Beli Mobil Ferrari Seharga Rp 25 Miliar!
"Itu bisa mengkalkulasi dan mengatur data dan bisa membuat parameter saat itu juga. Tapi langkah selanjutnya, yang kami sedang kembangkan, akan bisa menolong trek dan mekanik mengembangkan motor baru," jelasnya.
Danilo Petrucci membenarkan susahnya harus mempelajari telemetri.
Jika ada AI yang secanggih itu, pembalap tak perlu lagi pusing.
"Sayang memang, kami harus membuang waktu lebih lama melihat data dibandingkan lamanya naik motor. Itu adalah proses bagaimana memahami balapan dengan lebih baik," jelasnya.
"80% setting motor dari data. Di setiap GP aku menerima email berisi data 7 halaman dari mekanikku. Hal ini dimulai sejak 2015, aku selalu menyimpannya," jelasnya.
Baca Juga: Ducati Ngeluh Karena Tahun 2020 Mereka Jadi Tidak Bebas Berinovasi
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | GPOne.com |
KOMENTAR