OtoRace.id - Sampai tahun 1980-an, aerodinamika di dunia balap motor khususnya balap Grand Prix hanya fokus dengan motornya saja.
Olahraga balap motor saat itu sedeharna, hanya bagaimana soal pembalap berkemampuan tinggi dengan motor yang bagus.
Sampai akhirnya di akhir dekade itu produsen pakaian balap memegang peranan penting.
Apa yang dipakai pembalap di tubuhnya, dari mulai helm, wearpack, sarung tangan, dan sepatu bisa membuat pembalap lebih cepat lagi.
Baca Juga: Roda Mobil Kimi Raikkonen Lepas Saat Balapan F1 Austria, Tim Alfa Romeo Didenda
Posisi tubuh dan pakaian pembalap saling bersinergi membuat konsep aerodinamika yang bagus.
Saat trek lurus misalnya, kepala pembalap akan menunduk, tangan akan dilipat ke tengah, kaki didekatkan dengan bodi motor, ya seperti yang kita sering lihat saat ini.
Punuk di wearpack ternyata juga memegang peranan saat pembalap melakukan gerakan ini.
Itulah bagaimana punuk dihadirkan produsen baju balap Dainese di 1988.
Awalnya, punuk ini tidak ditujukan untuk aerodinamika, tapi untuk menjaga keselamatan bagian belakang tubuh dan kepala pembalap dengan dibuat dari busa dan karet.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Paddock-GP.com |
KOMENTAR