Baca Juga: Hasil Superpole Race WSBK Alcaniz 2020: Kalahkan Jonathan Rea, Scott Redding Girang
Tech3 sendiri meninggalkan Yamaha mulai musim 2019 lalu karena tawaran KTM yang menggiurkan.
Menggiurkannya karena KTM akan mendukung penuh Tech3 terutama soal teknis, dengan motor yang speknya sama, tidak dengan motor yang lebih tua seperti sebelum-sebelumnya saat di Yamaha.
"Kita lihat juga Petronas berada di depan tim pabrikan Yamaha, dan kadang Pramac lebih baik dari tim pabrikan Ducati, tapi yang terpenting bagi kami adalah menampilkan ke KTM, MotoGP, dan dunia bahwa kami berada di level yang sama karena material yang sama," lanjutnya.
"Setiap pabrikan kini mempertimbangkan strategi ini, bukan sebagai rintangan," tegasnya.
Baca Juga: Direktur Tim Pabrikan Yamaha Akui Menyesal Tak Bisa Manfaatkan Absennya Marc Marquez
Ramon Forcada, mantan kepala mekanik Maverick Vinales yang kini menahkodai garasi Franco Morbidelli di tim Petronas, juga punya opininya.
Kebetulan mulai MotoGP 2019 lalu, tim Petronas sebagai tim satelit baru Yamaha mendapat motor yang spek mesinnya sama, bukan motor yang lebih tua seperti tim satelit sebelumnya, meski secara update part masih lebih lambat.
"Pabrikan sudah melihat banyak hal. Pertama, jika punya 4 identik akan lebih baik dan informasinya lebih banyak untuk evolusi motornya. Jika kau punya pembalap bagus dan memberinya motor bagus, itu lebih menguntungkan daripada dia di tim satelit dengan motor lebih buruk," ungkap Forcada.
"Tim pabrikan penting bagi sponsor, tapi dengan 4 motor dengan brandmu di depan tidak sama dengan 2 motor bagus dan 2 motor di tim satelit. Ini juga bagian dari marketing karena pabrikan paham motor tim satelit bisa menang, itu juga bagus buat mereka," tegasnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Paddock-GP.com |
KOMENTAR