"Vinales punya kekuatan dan kelemahan," kata Lin Jarvis, dilansirOtoRace.id dari Speedweek.
"Kekuatannya adalah dia terus berlatih dengan motivasi tinggi, terus berusahan, dan kembali ke posisi teratas bahkan ketika dia terpuruk dan depresi," imbuhnya.
"Kelemahannya adalah dia mudah terjebak dalam tren buruk. Ketika mengalami hari yang buruk, dia cenderung mengalami perubahan suasana hati," jelasnya.
Menjaga Maverick Vinales berada di zona nyaman diakui Lin Jarvis sebagi kunci untuk memaksimalkan potensi Vinales.
Baca Juga: Sangar! Didepak Adik Valentino Rossi di MotoGP, Akhirnya Tito Rabat Bongkar Politik di MotoGP
"Jika Maverick bisa berada di zona nyamannya, dia benar-benar bisa melakukan hal yang luar biasa," pungkas Jarvis.
Usaha untuk membuat Vinales merasa nyaman sebenarnya sudah dilakukan Yamaha dengan mengabulkan berbagai permintaan sang pembalap.
Ketika Vinales bersitegang dengan kepala krunya, Ramon Forcada, Yamaha menggeser kepala kru veteran itu dan menggantinya Esteban Garcia pada 2019.
Esteban Garcia merupakan kepala kru Vinales ketika menjadi juara dunia Moto3 pada 2013.
Baca Juga: Bukan Takut Kotor, Ini Alasan Kenapa Ban Motor MotoGP Selalu Ditutup Sebelum Balapan
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR