OtoRace.id - Pabrikan KTM jadi tim yang mencuri perhatihan penggemar MotoGP setelah tampil menggebrak pada musim lalu.
Brad Binder sanggup menang di MotoGP Ceko, kemudian juga Miguel Oliveira menang di MotoGP Styiria dan MotoGP Portugal.
Project Manager KTM, Sebastian Risse menyebut paling tidak ada beberapa faktor yang bisa membuat KTM sukses dan bisa meraih hasil maksimal.
Seperti frame, ban, pembalap itu sendiri dan beberapa faktor lainnya.
Baca Juga: Repsol Honda Team, Lakukan Upgrade Minim di Honda RC213V 2021. Cuma Satu Perubahan Ini
Frame yang dipakai KTM selama ini punya andil cukup besar.
Berbeda dengan pabrikan lain, KTM masih menggunakan frame besi khusus untuk motornya di MotoGP.
"Motor saat ini akan lebih mudah dikendalikan dan dipakai, juga akan serba guna," kata Risse dukutip OtoRace.id dari Speedweek.
"Sekarang, pembalap bisa melakukan pengereman lebih telat, mengatur kecepatan dan bersiap keluar tikungan dengan baik," imbuhnya.
"Selanjutnya, para pembalap akan bersiap untuk meraih tenaga motor dengan penuh lagi," ungkap Risse.
Mengenai ban, hampir sama seperti Honda dan Ducati yang selalu bermasalah dengan ban, KTM juga demikian.
Namun, KTM menyebut faktor luar di ban sangat besar pengaruhnya.
Bisa saja ketika Sabtu dan cuaca cerah ban kompon medium jadi pilihan tepat, namun saat mendung, jadi pilihan yang sangat salah.
Baca Juga: Gagal Perkenalkan Valentino Rossi di Malaysia, Begini Komentar Bos Petronas Yamaha SRT
Hal itulah yang bisa sangat mempengaruhi hasil balap bagi siapapun, contohnya MotoGP Catalunya 2020.
Masalah ban ini agaknya masih akan mengganggu setiap tim untuk musim lomba 2021 ini.
Selain itu, disebutkan juga kalau mesin tetap pegang peranan penting.
"Tidak bisa dipungkiri, pembalap selalu ingin mesin yang kencang. Kemudian kami mengubah di beberapa sektor untuk itu, tapi karakter motor tetap harus dipertahankan," jelasnya.
Baca Juga: UPDATE: Jadwal MotoGP 2021 Berubah Lagi! Sirkuit Mandalika Ini Statusnya
Baca Juga: Bos Yamaha Sebut Valentino Rossi Masih Punya Peran Besar Dalam Riset Motor
"Supaya pembalap dapat dengan mudah mengendalikan motor. Hasil akhirnya, mereka bisa tampil dengan maksimal," tegas Risse lagi.
Ditambahkan oleh Risse, sebenarnya tidak perlu keseluruhan tenaga motor untuk mencetak waktu lap terbaik.
"Biasanya yang dibicarakan oleh pembalap saat akselerasi adalah engine feel, bukan tenaga secara keseluruhan," timpalnya.
"Kami bisa memberikan tenaga lebih besar, dengan cara kami mengatur kembali sistem elektronik. Seperti torsi dan traksi sampai bertemu titik optimum," pungkas Risse.
View this post on Instagram
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR