OtoRace.id - Pada media sosial sedang ramai diperbincangan salah satu warganet yang mengatakan kalau seorang suami harus punya pendapatan sekitar Rp 250 juta sebulan.
Jelas ini menjadi gunjingan dan hujatan warganet lainnya karena dinilai terlalu berlebihan dan hidup hura-hura.
Meskipun yang mengutarakan hal tersebut menjelaskan kalau itu termasuk untuk biaya pensiun, sehingga di hari tua pun biaya hidupnya tetap aman.
Lalu OtoRace jadi penasaran berapa sih gaji pembalap F1 setahunnya untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi dan dana pensiun yang aman.
Baca Juga: Masih Kurang! Spanyol Akan Bikin Sirkuit Baru Untuk F1 dan MotoGP Senilai Rp 200 Miliar
Mari kita ambil contoh dari pembalap F1 tersukses saat ini, Lewis Hamilton yang pada tahun 2020 mendapatkan gaji 50 juta Dollar Amerika atau senilai Rp 701,55 miliar (kurs Rp 14.031 pada 18 Februari).
Jika setahun Lewis Hamilton mendapatkan Rp 701,55 miliar, maka dalam sebulan pemilik 7 gelar juara dunia itu mengantongi Rp 58,462 miliar.
Jelas angka yang fantastis membuat kita penasaran bagaimana jika sehari, maka pendapatan Lewis Hamilton adalah Rp 1,92 miliar atau nyaris Rp 2 miliar per hari.
Waw, jelas sangat fantastis bagi seorang pria berusia 36 tahun yang jelas kebutuhannya selama pensiun bisa saja terpenuhi.
Baca Juga: Kenapa Nih Kok Sebastian Vettel Ngejualin Koleksi Mobil Pribadinya?
Baca Juga: Pertamina Mandalika SAG Team Moto2 Umumkan Tanggal Peluncuran Skuadnya Untuk Musim 2021
Sebab jika dengan perhitungan netizen tersebut butuh Rp 250 juta sebulan untuk mengamankan dana pensiun, maka Lewis Hamilton hanya butuh 6 jam untuk mendapatkan upah di kisaran seperempat miliar.
Bahkan nilai kontrak setahun Lewis Hamilton pun dikabarkan akan meningkat untuk F1 2021.
Meskipun ia hanya punya satu tahun kontrak saja di F1 dan targetnya adalah meraih gelar juara dunia ke-8 dan menahbiskan
Jadi bisa jadi Rp 250 juta bisa didapatkan Lewis Hamilton dalam waktu yang lebih cepat lagi, bukan hanya 6 jam tapi bisa jadi dalam 4 jam sehari.
WOW!!!!
| Editor | : | Eka Budhiansyah |
| Sumber | : | Forbes |
KOMENTAR