Namun, rider yang akrab disapa 'Pecco' ini mengakui bahwa mereka punya ambisi yang sama menuju puncak.
Bagnaia memang dikenal lebih kalem ketimbang Stoner dan Bayliss, namun talenta adalah hal yang membuat mereka sama.
"Saya berbeda dari Casey dan Troy. Namun, kami sama-sama pembalap dan punya target sama: kemenangan," kata Pecco dikutip OtoRace.id dari Motosan.
"Dalam balapan, saya berbeda dari kehidupan sehari-hari. Tapi talenta adalah bentuk kegilaan yang membantu Anda meraih hal lebih besar, membimbing Anda menuju kemenangan," sambungnya.
Baca Juga: Tidak Disangka, Honda dan Yamaha Tertarik Tiru Teknologi Motor Aprilia di MotoGP
"Dalam dunia balap, talenta selalu jadi hal utama, meski beberapa tahun terakhir performa atletik para rider makin setara," lanjut Bagnaia.
Musim depan, Bagnaia pun menjadi salah satu favorit juara dunia, apalagi jika melihat performanya yang dominan pada akhir musim 2021.
Ia pun tak memungkiri ingin membekuk Fabio Quartararo, dan tak ingin mengulang kesalahan-kesalahannya yang remeh namun berkonsekuensi besar seperti musim ini.
"Fabio Quartararo harus dikalahkan. Ia pasti akan punya tekanan. Ia akan jadi rival besar yang harus saya lawan," imbuhnya.
"Pada 2021, saya melakukan beberapa kesalahan, ada beberapa masalah, hal-hal yang tak boleh terulang," tutur Bagnaia.
View this post on Instagram
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Motosan.es |
KOMENTAR