Saat ini poin Max Verstappen 366 sedangkan Sergio Perez 253 dan Charles Leclerc 252.
Dengan empat seri terisa, setidaknya poin pembalap F1 asal Belanda itu tak mungkin terkejar lagi oleh Perez dan Leclerc.
"Ini cukup gila, tentu saja perasaan terasa campur aduk karena memenangkan balap," bilang Verstappen di podium sirkuit Suzuka.
Verstappen sendiri tak bisa membayangkan dengan apa yang terjadi tahun lalu ketika harus bertarung hingga seri terakhir untuk bisa menjadi juara dunia.
Pasalnya dengan performa tahun ini, dirinya bisa menjadi juara dunia dengan empat seri tersisa dengan kualitas mobil yang sangat bagus.
"Saya sangat berterima kasih kepada semua yang telah berkontribusi untuk pencapaian ini. Semua tim dan juga untuk semua di pabrik yang telah bekerja keras, mereka tidak pernah putus asa untuk membuat mobil lebih cepat, itu dari sisi mobil," bilangnya.
Memang, mobil Red Bull Racing yang dipacu Verstappen terlihat sangat mendominasi di hampir semua seri F1 2022.
Maka itu, dirinya mampu memenangkan 12 seri dari 18 seri yang sudah dijalaninya.
"Kerja sama dengan Honda, sepanjang tahun secara konstan selalu berkembang dan bisa menang dua kali," jelas anak dari Jos Verstappen, mantan pembalap F1 era 90-an hingga awal 2000-an.
Baca Juga: Hasil Superpole Race WSBK Portugal 2022 - Toprak Razgatlioglu Sukses Bungkam Alvaro Bautista
View this post on Instagram
Maka itu, ketika dirinya berhasil meraih juara dunia F1 di sirkuit Suzuka yang merupakan sirkuit milik Honda pun dirinya sangat senang.
"Sangat emosional, terutama di sini (menang) dengan semua menyaksikan. Ini bisa memberikan tekanan, tetapi ini tekanan yang positif," aku Max Verstappen.
"Jadi, kami sangat bangga bisa melakukannya (juara dunia) di sini," pungkas pembalap 25 tahun ini.
Wah, selamat untuk Verstappen dan Honda serta Red Bull Racing!
Apalagi, F1 baru tahun ini kembali lagi ke Jepang dan sirkuit Suzuka setelah era pandemi berakhir.
Baca Juga: Cal Crutchlow Sarankan Toprak Razgatlioglu Lompat ke MotoGP Meski Harus Membela Tim Satelit
| Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR