"Dan ketika saya melihat Vale bersama Ducati tidak dapat memiliki kesempatan untuk memenangkan gelar (juara dunia), saya sangat sedih. Itu karena saya adalah penggemar berat Vale dan juga penggemar berat Ducati," aku Bagnaia.
Sebagai penggemar dan juga murid yang baik, tentunya Bagnaia sangat ingin meneruskan misi yang hingga mentornya pensiun dari MotoGP itu belum dapat digapai.
"Ketika saya menerima telepon dari Gigi (Gigi Dall'Igna), saat itu dia bilang kepada saya 'Oke tahun depan kamu akan menjadi pembalap pabrikan.' Itu adalah mimpi dan mimpi besar bagi saya," ungkap pemilik nomor start 63 ini.
Setelah pindah ke tim pabrikan alias Ducati Lenovo, Bagnaia memiliki kesempatan untuk bertarung meraih juara dunia MotoGP 2021.
Tetapi sayangnya, dirinya kalah konsisten dari Fabio Quartararo yang akhirnya meraih gelar juara dunia tahun lalu.
Pecco Bagnaia hanya mampu menjadi runner-up alias menempati posisi 2.
"Akhirnya setelah dua tahun, saya memiliki kesempatan untuk memperjuangkannya. Banyak masalah, kami membuat banyak kesalahan, terjatuh banyak sekali, tidak berlangsung baik di awal tahun. Tetapi kebangkitan ini sangat luar biasa," bebernya.
Memang, setelah terjatuh di sirkuit Sachsenring di MotoGP Jerman 2022, Bagnaia mampu bangkit dan membalik keadaan.
Dari yang sebelumnya tertinggal 91 poin dari Quartararo, kini dirinya justru berhasil unggul 17 poin dari pembalap Prancis itu.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | MotoGP.com |
KOMENTAR