Baca Juga: MotoGP Coba Tiru F1, Bos Aprilia Ragu Format Sprint Race Bakal Jadi Solusi di Musim 2023
Sebab mereka dikontrak untuk balapan per musim, sehingga artinya mereka akan menjalani balapan lebih banyak dibanding musim 2022, namun dengan gaji yang sama.
"Para pembalap, mereka tidak cerdas. Mereka mendapat bayaran per musim, tetapi sekarang mereka memiliki jumlah balapan dua kali lipat," ucap mantan pembalap LCR Honda itu.
"Saya selalu menandatangani (kontrak dengan bayaran) per balapan, karena Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi," terangnya.
"Tetapi itu juga berlaku sebaliknya, jika mereka membatalkan balapan, mereka bisa mengambil sejumlah uang," jelas Crutchlow soal dampak negatif dari sistem bayaran per balapan.
Crutchlow sendiri kurang setuju dengan ide 21 seri MotoGP karena jumlahnya terlalu banyak.
"Saya pikir (21 seri) terlalu banyak. Terutama bagi mereka yang sudah berkeluarga, pasti akan sulit. Tapi bagi yang masih muda, belum punya pacar, mungkin akan beda lagi ceritanya," ungkapnya.
"Secara pribadi, saya pikir 18 Grand Prix sudah cukup. Tapi (apa pun itu) saya bukan orang yang menulis peraturan," tutup Crutchlow.
View this post on Instagram
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR