"Saat saya mengujinya, saya tahu kenapa Valentino gagal dengan tujuannya untuk bisa bersaing bersama Ducati," ujar Pirro, dikutip OtoRace.id dari GPOne.
"Ducati saat itu adalah motor yang bisa membuat Anda tidak tahu apakah akan keluar saat masuk ke tikungan," lanjutnya.
"Ban depannya tidak memberikan kepercayaan diri, dan pembalap normal, dalam arti yang mengandalkan ban depan seperti Rossi atau Jorge Lorenzo, akan kesulitan," ungkapnya.
"Valentino tidak bisa membuat perbedaan karena Anda harus mengendarainya di luar insting, tetapi akan terjatuh jika terlalu berlebihan," jelasnya.
"Jadi Anda mengambil setengah langkah maju dan dua langkah mundur. Ketika pembalap kurang percaya diri, habis sudah, sulit situasinya," tambahnya.
Pirro ikut berperan dalam pengembangan motor Desmosedici hingga dipandang sebagai motor terbaik di MotoGP saat ini.
"Tidak mudah mengukur sensasi seorang pembalap, Anda tidak bisa melihatnya dengan data, meningkatkannya adalah kerja sama tim," paparnya.
"Valentino datang di waktu terburuk, tetapi Francesco (Bagnaia), pembalap Italia lainnya, kemudian berhasil melakukannya," pungkasnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | GPOne.com |
KOMENTAR