OtoRace.id - Pembalap Mooney VR46 Racing Team, Luca Marini mensinyalir dirinya takkan keberatan jika timnya pindah jadi tim satelit Yamaha di MotoGP.
Luca Marini menanggapi kabar pabrikan Yamaha yang tertarik menggaet VR46 Racing Team sebagai tim satelit di MotoGP.
Jika VR46 Racing Team jadi tim satelit Yamaha di MotoGP, Luca Marini buka peluang untuk ikut.
Luca Marini mengaku tak merasa wajib setia pada satu pabrikan karena ia hanya menginginkan motor terbaik di MotoGP.
Namun, Yamaha tak bisa langsung menggaet VR46 Racing Team menjadi tim satelit.
VR46 Racing Team masih terikat kontrak dengan pabrikan Ducati sampai akhir MotoGP 2024.
"Yamaha butuh tim baru, dan itu masalah besar bagi mereka. Dengan dua motor saja, semua jadi sulit," kata Marini dikutip OtoRace.id dari GPOne.com.
"Menurut saya, pembalap tak merasa terikat dengan tim atau pabrikan. MotoGP adalah olahraga individual," ungkapnya.
"Seorang pembalap bisa saja bekerja dengan banyak orang, tetapi ia selalu memikirkan dirinya sendiri," ujar Marini.
Baca Juga: Tim Milik Valentino Rossi Bersedia Jadi Tim Satelit Yamaha di MotoGP, Asal Syarat Ini Terpenuhi
"Contohnya saja, keputusan Valentino Rossi berganti motor berkali-kali. Itu adalah salah satu hal yang membuatnya menjadi yang terhebat dalam sejarah," sambung adik Rossi ini.
"Pembalap bukanlah pegawai, pembalap adalah dirinya sendiri, dan ia bisa bekerja dengan siapa saja," tutur pembalap berusia 25 tahun ini.
Di lain sisi, Marini juga tak menutup kemungkinan untuk membela tim selain VR46 pada 2024 nanti.
Kontraknya dengan tim tersebut akan habis akhir musim nanti, dan ia akan terbuka pada segala opsi meski merasa nyaman bersama VR46 Racing Team dan Ducati.
Yang jelas, ia hanya mau membela tim dengan proyek terbaik.
"Saya tak tahu rider lain yang punya kondisi yang sama dengan saya. Saya merasa oke di tempat saya berada sekarang," tegasnya.
"Saya tak mau memulai petualangan yang aneh-aneh. Pembalap pasti ingin bersenang-senang dan menang, karena itu satu-satunya cara punya karier panjang," ungkap runner up Moto2 2020 ini.
"Ada banyak pengorbanan yang harus kami lakukan. Tak satu pun pembalap mau berlaga hanya untuk finis ke-14 dan sekadar membawa pulang gaji," ucap Marini.
"Kalau begitu, seharusnya saya jadi pemain sepak bola saja. Saya serius, motor adalah hal yang memberi saya banyak sensasi dan itulah yang saya cari," pungkas Marini.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | GPOne.com |
KOMENTAR