OtoRace.id - Sebagai ajang balap paling bergengsi di dunia, motor yang digunakan di MotoGP adalah motor prototype tidak dijual secara umum.
Jelas, teknologi yang digunakan juga berbeda, termasuk juga panel instrumen yang ada di bagian setang.
Jika pada motor biasa umumnya menggunakan saklar, di motor MotoGP menggunakan tombol.
Tombol-tombol yang berwarna-warni tersebut memiliki fungsinya masing-masing.
Baca Juga: Pakai Berseragam Tim Pabrikan Ducati di MotoGP 2021, Begini Perasaan Jack Miller
Para pembalap diharapkan dapat menggunakan tombol-tombol tersebut sesuai dengan fungsinya di tengah balapan, saat motor sedang melaju ratusan kilometer per jam, dan tetap bisa fokus.
Pada setiap lap, pembalap harus melakukan lebih dari sekadar akselerasi, rem, menikung, dan ganti gigi.
Motor, dan seringkali kondisi trek, mengalami banyak perubahan saat balapan.
Rem dan roda mengalami keausan, membuat kontrol traksi yang lebih besar diperlukan.
Baca Juga: Marc Marquez Hadir di Sesi Foto Tim Repsol Honda, Siap Balapan di MotoGP 2021?
Bahan bakar yang dikonsumsi juga membuat motor menjadi lebih ringan.
Dalam keadaan ini, setting yang dilakukan pada motor di awal balapan tidak lagi berlaku, dan pembalap harus membuat penyesuaian sendiri.
Sebelum balapan dimulai, motor dikonfigurasi menggunakan data yang dikumpulkan selama sesi pelatihan.
Setelah balapan dimulai, terserah kepada pembalap untuk mengendalikan beberapa penyesuaian ini, dan dia harus melakukannya saat mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.
ECU Adjustment
ECU memungkinkan pembalap untuk melakukan konfigurasi kontrol traksi, anti-wheelie, tenaga mesin, dan sistem pengereman.
Ada juga pengaturan lain untuk pembatas kecepatan pitlane.
Penyesuaian ini dapat berubah tergantung di mana pembalap berada di sirkuit, yang berarti bahwa pembalap memiliki puluhan skenario untuk dipilih selama satu lap.
Pembalap memiliki serangkaian tombol pada setang yang memungkinkan mereka untuk memilih penyesuaian dan sistem yang ingin mereka ubah.
Ada layar spidometer yang menampilkan informasi tentang status berbagai sistem dan data penting lainnya untuk membantu pembalap, termasuk suhu, kondisi lintasan, tekanan, RPM, dan lainnya.
Masalahnya adalah ketika pembalap menikung, berakselerasi, mencoba menyalip pembalap lain, atau memastikan pembalap lain tidak bisa menyusul, maka sangat sulit untuk melihat layar.
Pembalap dapat memanfaatkan trek lurus untuk melihat layar.
Tetapi di MotoGP, trek lurus berlangsung hanya beberapa detik.
Baca Juga: Bela Tim Satelit di MotoGP 2021, Valentino Rossi Masih Terobsesi Raih Gelar Juara Dunia ke-10?
Engine Brake
Program engine brake menyesuaikan bukaan gas untuk menghasilkan respons gas yang lebih halus saat pengereman.
Oleh karena itu, dengan melakukan penyesuaian pembalap dapat menghemat bahan bakar, mengurangi keausan pada rem, mengelola ban belakang, dan lainnya.
Engine brake akan mulai bekerja secara otomatis ketika pengendara mengerem dan mengganti gigi.
Baca Juga: Gara-gara Valentino Rossi, Pembalap Debutan MotoGP ini Sampai Rela Tidak Keramas Selama Seminggu
Kontrol traksi atau Traction Control (TC) jauh lebih sederhana sekarang dibanding pada ECU sebelumnya.
Program ini lebih merupakan tindakan pengamanan yang mencegah ban tergelincir berlebihan saat akselerasi.
Dengan cara ini, jika pembalap membuka gas terlalu banyak dan motor cenderung tergelincir, TC akan aktif, dan mulai menutup gas sedikit untuk meminimalkan tergelincir.
Pembalap akan melakukan penyesuaian pada TC dalam kondisi di mana ban sulit untuk mencengkeram lintasan.
Misalnya, saat hujan atau ketika ban membutuhkan perhatian khusus.
Baca Juga: Bocor! Fabio Quartararo Sebut Yamaha Bakal Bawa Motor Baru di Tes Pramusim MotoGP 2021 di Qatar
Anti-Wheelie
Mengingat torsi yang dihasilkan oleh motor balap MotoGP sangat besar, motor ini dapat terpental saat berakselerasi di gigi apa pun.
Program ECU akan mulai bekerja ketika mendeteksi suspensi depan memanjang sepenuhnya, menandakan ban depan terangkat atau motor dalam posisi wheelie.
Penyesuaian memungkinkan pembalap untuk memilih berapa banyak daya mesin akan dipangkas ketika ini terjadi, mulai dari yang lebih konservatif ke yang lebih agresif.
Baca Juga: Sudah 6 Tahun Berlalu, Valentino Rossi Mengaku Mustahil Untuk Maafkan Marc Marquez, Masih Dendam?
Gas Adjustment
Program ini memodulasi jumlah daya yang diberikan motor saat pembalap memutar tuas gas.
Pada level konservatif, meskipun pembalap memutar tuas gas dengan keras, bukaan throttle body akan tetap terbatasi.
Level yang lebih agresif akan menyebabkan throttle terbuka lebih besar.
Pengaturan yang beragam ini memungkinkan pembalap menyesuaikan respons mesin dengan kebutuhannya yang selalu berubah.
Baca Juga: Manajemen HRC Optimis Marc Marquez Bisa Langsung Balapan MotoGP Qatar 2021
Ketika seorang pembalap harus melakukan penyesuaian di tengah balapan, pembalap tersebut tidak hanya memperhitungkan kondisi motor dan aspal, tetapi juga apa yang dia ingin lakukan selama balapan.
Misalnya, jika dia ingin menyalip seseorang atau memperbaiki waktu, dia harus melakukan penyesuaian yang lebih agresif, mengingat bahwa performa motor akan berubah.
Tapi, yang paling penting, pembalap tersebut harus bisa melakukannya tanpa mengganggu konsentrasinya selama balapan.