OtoRace.id - Balapan MotoGP tak hanya menuntut konsentrasi tinggi, tapi juga fisik yang kuat.
Tak jarang ada pembalap yang mengeluh dirinya mengalami arm pump saat balapan hingga performanya terpengaruh.
Banyak yang akhirnya terpaksa menjalani pengobatan untuk menghilangkan arm pump.
Namun, proses penyembuhannya tidak sebentar dan dapat berdampak juga pada performa di atas motor.
Secara medis, kondisi yang disebut arm pump ini dinamakan Chronic Exertional Compartment Syndrome.
Dikutip OtoRace.id dari The-race.com, menurut Mayo Clinic, arm pump adalah kondisi otot dan saraf yang disebabkan oleh olahraga yang menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan kadang cacat pada otot lengan yang terdampak.
Arm pump terjadi karena konsekuensi dari otot lengan yang membengkak karena aktivitas dan menjadi terlalu kencang.
Otot terbungkus rapi dalam jaringan yang disebut fasia.
Baca Juga: Usai 11 Hari Operasi Arm Pump, Ini yang Akan Dilakukan Fabio Quartararo di Race MotoGP Catalunya
Bagian ini tidak terlalu fleksibel, sehingga saat otot yang terlalu banyak berolahraga dipompa dengan darah, tapi tidak bisa mengalir dengan baik.
Dengan otot yang mengembang, tapi dihadapkan dengan penghalang yang kokoh, arm pump menjadi setara dengan perban yang dibungkus terlalu erat, memutus aliran darah ke dan dari otot.
Hal tersebut membuat saraf kesemutan dan tidak merespons dengan benar.
Hasilnya, lengan menjadi bengkak karena keseleo dan membuatnya keras.
Baca Juga: Alami Cedera Parah, Marc Marquez Sempat Kepikiran Untuk Pensiun Dini dari MotoGP?
Di saat yang bersamaan, tangan juga mengalami kesemutan dan mulai mati rasa, dikombinasikan juga dengan rasa sakit.
Arm pump biasanya muncul di akhir balapan dan akan membuyarkan konsentrasi pembalap ketika terjadi.
"Ketika Anda mulai mengalami masalah dengan arm pump, Anda tidak akan pernah mengalami masalah kecil," ujar Sam Lowes.
Ketika Anda mendapatkannya, Anda mendapatkannya dengan buruk. Dari saat Anda meninggalkan pit, Anda berpikir 'kapan itu akan terjadi?'" tambah Sam Lowes.
Baca Juga: Kesampingkan Rivalitas, Ibu Valentino Rossi Sedih Lihat Marc Marquez Cedera Parah
Menurut Sam, arm pump akan membuat sinkronisasi otak dengan tangan menjadi terganggu. Butuh waktu untuk tangan melakukannya.
"Ini kacau, karena ketika Anda sangat fokus di balapan dan Anda juga merasakannya, membuat balapan terasa sangat lama."
"Anda berjuang setiap saat, mengorbankan saat-saat berkendara. Sulit untuk memimpin balapan dengan kondisi seperti itu," kata Sam Lowes.
Itu sebabnya sebagian besar pembalap dengan senang hati mengambil tindakan ekstrem untuk mengatasi masalah arm pump.
Baca Juga: Nostalgia Kala Franco Morbidelli Setim Doni Tata Pradita di Moto2 2013
Tindakan tersebut melibatkan fasiotomi, pembedahan yang memerlukan anestesi umum yang membuka lengan, memotong celah di fasia, dan kemudian menjahitnya kembali.
Biaya yang harus dikeluarkan juga tidak murah.
Menjalani tindakan tersebut di rumah sakit pilihan untuk pembalap MotoGP, seperti Rumah Sakit Barcelona Universitari Quiron Dexeus, butuh biaya sekitar 8.000 euro atau sekitar Rp 136 jutaan.
Ada satu cara untuk mengantisipasi terjadinya arm pump, yakni dengan kerja keras dan latihan.
Baca Juga: Detail Foto Valentino Rossi Dengan Seragam dan Livery Petronas Yamaha SRT
Pembalap motocross disebut paling sedikit mengalami masalah arm pump.
Trek yang bergelombang dan balapan yang intens membuat pembalap motocross lebih mampu mengatasi masalah fisik dibanding pembalap yang hanya berlatih di trek aspal.
Dan juga tak lepas dari gaya balap masing masing pembalap itu sendiri.
Valentino Rossi dikenal tidak pernah menderita arm pump.
Menurutnya, rutin melakukan pemanasan yang benar sebelum balapan dan juga membalap dengan lebih halus adalah cara untuk mencegah terkena arm pump.
Ini membuatnya bisa menyatu dengan reaksi motor ketika di lintasan.
Dengan begitu, otot lengan tidak mendapat tekanan yang besar secara terus menerus