"Ketika pembalap dan motor terjatuh, tidak terlalu sulit untuk menemukan jika ada kerusakan (di swing arm aluminium), kamu bisa jelas melihatnya, memperbaikinya, mengelas dan bahkan meluruskannya," sebut Simon Crafar.
Hal ini, tentu berbeda jika dibandingkan dengan lengan ayun alias swing arm carbon yang bisa saja rusak jika terjadi crash parah.
Dari sisi pembuatan, arm carbon sudah sangat menguras biaya jika dibandingkan aluminium, begitu juga dengan waktu pembuatan yang jauh lebih lama.
Tetapi swing arm aluminium memiliki kekurangan dari sisi bobot part, arm carbon bisa ringan lebih dari 1 kg jika dibandingkan aluminium.
Menurut Crafar yang pernah menang di GP500 Inggris itu, bukan hanya tentang bobot yang lebih ringan saja ketika tim dan pabrikan menggunakan swing arm carbon.
"Swing arm harus lebih kuat, karena dengan kekuatan mesin yang 300 hp, ketika rantai menarik (roda belakang), maka lengan ayun harus kuat menahan entakan tenaga dahsyat itu," jelasnya.
Bahkan untuk di beberapa sirkuit seperti di Portimao, ada juga saatnya motor terangkat, maka swing arm harus lebih kuat untuk menahan bobot motor dan juga tetap sempurna menjaga peran suspensi.
Jadi jelas, selain swing arm carbon memiliki bobot yang lebih ringan, juga kekuatan yang lebih besar ketimbang aluminium.
Baca Juga: Tak Ada Angin dan Hujan, Crew Chief Marc Marquez Puji Jawara Moto3, Ada Sinyal Apakah?