OtoRace.id - Ikatan Motor Indonesia (IMI) Komisi Balap Mobil sudah 'ketok palu' terkait beberapa ubahan untuk Kejurnas Indonesia Touring Car Championship (ITCC) 1600 MAX.
Salah satunya adalah mengubah namanya menjadi Kejurnas ITCC MAX dan perubahan regulasi seputar mesin.
Pada musim 2018 disebutkan kalau kelas tersebut menggunakan mesin yang dipasarkan di Indonesia.
Namun, untuk 2019 ini berubah, yakni diperbolehkannya mengganti mesin, namun masih dengan seri yang sama dan usia maksimal 10 tahun.
(Baca Juga : Ini Dia Tiga Hal yang Diwaspadai Valentino Rossi di MotoGP Argentina)
Artinya, pembalap yang menggunakan Honda boleh mengganti mesin L15 SOHC seperti yang selama ini terpasang dengan mesin L15 DOHC.
Sedangkan mesin L15 DOHC ini tidak dipasarkan di Indonesia.
“Arahnya kita mau ke regulasi FIA. Tapi sebelum jauh-jauh ke FIA, kita menyamakan dulu dengan Malaysia," ujar Alvin bahar, pembalap Honda Racing Indonesia (HRI)
"Nah di Malaysia, mesin ini beredar dan lomba di sana pakai mesin ini,” tambah Alvin, yang juga duduk di komisi balap mobil IMI.
(Baca Juga : Jelang F2 Bahrain: Sean Gelael Harus Punya Pembuktian Demi Indonesia)
(Baca Juga : Gerry Salim Tes Moto2 FIM CEV Repsol di Estoril, Puas Cepat Adaptasi)
Hal ini pun menuai protes dari rival utamanya, Toyota Team Indonesia (TTI) yang menolak keras regulasi itu.
Menurutnya, balapan itu untuk wadah promosi. "Tapi kalau balapannya pakai mesin yang tidak dijual atau tidak diproduksi di Indonesia, untuk apa?" kata Memet Djumhana, Pimpinan Toyota Team Indonesia (TTI).
Memet pun menyarankan Kejurnas membuka kelas yang memperbolehkan untuk tidak mengganti mesin.
Selain lebih murah, itu juga lebih fair dari segi persaingan.
(Baca Juga : Ferrari Siap Tempur di F1 Bahrain Usai Memahami Kekurangan Mobilnya)
Karena alasan ini, TTI masih belum memutuskan untuk balapan di kompetisi apa tahun ini.
Meskipun skuat untuk balap turing, sudah diumumkan, yaitu Haridarma Manoppo dan Demas Agil.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR