OtoRace.id - Akhir pekan ini di F1 China (14/4), akan menjadi salah satu balapan paling bersejarah di F1.
Hal ini karena ini F1 China akan menjadi seri F1 yang ke-1000 dan pastinya dalam perjalanannya banyak cerita yang sangat layak untuk diceritakan.
Dari mulai kebanggaan sampai kesedihan sudah ada di F1 yang pertama kali dimulai pada 1950.
Nih 5 Balapan Paling Historikal dalam sejarah F1.
(Baca Juga : Marc Marquez dan Jorge Lorenzo Latihan Jadi Astronot Jelang MotoGP Amerika)
5. F1 Inggris 1987
Balapan di Inggris, tepatya di sirkuit Silverstone, jelas menjadi salah satu balapan yang ditunggu bagi tim tuan rumah, Williams.
Kedua pembalapnya saat itu, Nigell Manseel dan Nelson Piquet saling bersaing untuk posisi pertama.
Piquet yang memulai lomba dari pole position punya kesempatan besar untuk unggul.
Benar saja, ia langsung meninggalkan rekan setim dan juga rival utamanya itu di belakang.
(Baca Juga : Resmi! Alvaro Bautista Menang Terus, Akhirnya WSBK 'Kebiri' Motor Ducati)
Jarak makin jauh karena Mansel kerap kehilangan kestabilan pada mobilnya, meski ia tetap berusaha untuk posisi kedua itu tidak diambil.
Ia terus mengejar sampai memasuki lap terakhir dengan ketertinggalan 29 detik.
Bodohnya, Piquet melakukan kesalahan di dua tikungan terakhir Silverstone dan keluar dari trek.
Mansel pun melewatinya dengan mudah dan keluar jadi pemenang, jelas ini sebuah balapan yang sulit dilupakan karena kejemawaan Piquet yang menggagalkan dirinya sendiri.
(Baca Juga : Ketika Valentino Rossi Menatap Podium MotoGP Amerika 2019)
4. F1 Brazil 2012
Ini salah satu balapan paling ikonik di era milenial F1 dan akan sulit dilupakan, khususnya bagi penggemar Sebastian Vettel.
Kala itu, Vettel masih bernaung di tim Red Bull Racing dan memimpin klasemen sementara dengan selisih 13 angka dari Fernanando Alonso yang saat itu di tim Scuderia Ferrari.
Keduanya tidak mendapatkan posisi yang bagus saat start karena pole position menjadi milik Lewis Hamilton.
Balapan berlangsung dramatis dengan beberapa insiden karena cuaca yang cukup buruk.
(Baca Juga : Jadwal dan Live Streaming MotoGP Amerika 2019. Pantengin Bro!)
Vettel yang berada di posisi 8 mengganti ban basah di pertengahan lomba dan keluar pit tepat berada di belakang Alonso.
Ini jelas tidak menguntungkan bagi Alonso yang harus memangkan ketertinggalan poin.
Sampai menjelang akhir balapan, Alonso sudah di posisi 2 dan Vettel di posisi 6.
Masih belum cukup bagi Alonso untuk kukuhkan gelar, maka dia harus menang dan mengalahkan Jenson Button di posisi terdepan.
Namun balapan dihentikan di bawah safety car karena kecelakaan menimpa Paul di Resta.
Vettel pun menjadi juara dunia dengan selisih angka 4 poin dari Alonso dan menjadi pemegang tiga gelar juara termuda dalam sejarah F1.
(Baca Juga : Fans MotoGP Wajib Tahu! Ini Dia Pembalap Paling Glamor dan Rock N Roll)
3. F1 Bahrain 2019
Ini akan dimasukan dalam salah satu balapan paling diingat dan paling mengecewakan bagi Scuderia Ferrari.
Bagaimana tidak, mereka memimpin 47 lap dan kemudian kehilangan kemenangan begitu saja karena masalah mesin.
Charles Leclerc yang jadi aktor di balik kemudi pun merasakan kekecewaan paling mendalam.
Ia menempati pole position dengan sejumlah rekor dan sejarah baru, namun harus puas menempati podium ketiga usai balapan dinyatakan selesai di bawah safety car.
Baca Juga : Fans MotoGP Wajib Tahu! Ini Dia Pembalap Paling Glamor dan Rock N Roll
Karena balapan ini, Ferrari pun menilai kalau performanya sudah berada di level yang tinggi, hanya saja kurang beruntung.
Pun bagi Leclerc yang dinyatakan sebagai rival baru bagi persaingan gelar juara dunia di F1 karena usianya yang masih sangat muda.
"Saya akui kemenangan ini hanya keberuntungan bagi saya dan Ferrari. Leclerc balapan dengan sangat baik dan dia akan punya masa depan yang bagus," ujar Lewis Hamilton yang jadi pemenang F1 Bahrain.
2. F1 Jepang 1988
Siapa yang tidak kenal, Ayrton Senna. Maestro F1 yang sudah mangkat ini punya beberapa balapan bersejarah.
Salah satunya di sirkuit Suzuka pada 1988 saat ia meraih pole position dan bersaing untuk gelar juara dunia.
Namun menjelang start, mobilnya mengalami masalah dan membuatnya harus turun ke posisi 14.
Hanya berselang 2 lap, ia sudah berada di posisi kedua dan memburu rival utamanya saat itu, Alain Prost.
Baca Juga : Ducati Bisa Kalahkan Marc Marquez di MotoGP Amerika, Asalkan Bisa Atasi Hal Ini
Selisih poin mereka hanya 4 poin. Jadi Senna butuh finish di posisi satu untuk amankan gelar.
Benar saja di lap ke-27, hujan turun dan membuat Senna makin apik karena dia adalah 'Master of wet race'.
Senna pun menyusul untuk posisi pertama dan Prost harus merelakan kemenangan dan juara dunia untuk Senna.
1. F1 Jepang 1976
Balapan ini adalah balapan paling diingat bagi penggemar F1 karena melibatkan seteru yang sangar di lintasan namun ramah di luar lintasan, Niki Lauda dan James Hunt.
Tahun ini, Lauda mendominasi kemenangan hampir di semua sirkuit.
Namun kecelakaan tragis di sirkuit Nurburgring, Jerman yang merampas beberapa organ dalam dan telinganya jelas tidak akan ia lupakan.
Pengobatan yang menyiksa, ia jalani dalam waktu yang terbilang singkat sehingga ia hanya absen 2 seri di F1.
Tujuannya agar ia bisa mempertaruhkan kemenangannya di seri terakhir di Suzuka, Jepang.
(Baca Juga : Miguel Oliveira Pasang Target Untuk Meraih Poin di MotoGP Amerika)
"Aku kembali karena rasa sakit pengobatanku tidak lebih sakit saat melihat Hunt mengambil semua kemenangan milikku," ucap Lauda.
Suzuka saat itu hujan deras dan jarak pandang yang minim, kondisinya mirip seperti saat ia kecelakaan di Jerman.
Tidak ingin mengambil risiko, ia pun keluar dari balapan dan menyaksikan Hunt.
Hunt harus menang untuk bisa menjadi juara dunia.
(Baca Juga : Mengejutkan! Ternyata Galang Hendra Jatuh di WSSP300 Aragon Lantaran Ditabrak)
Dengan kondisi mobil yang tidak optimal, khususnya di bagian perseneling, Hunt keluar sebagai pemenang di Jepang.
Ia unggul hanya 1 angka dari Lauda di klasemen akhir dan menjadi satu-satunya gelar juara dunia yang dimiliki 'PlayBoy Racer' itu.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR