(Baca Juga : Catatan Peningkatan yang Dimas Ekky Lakukan di Tiga Seri Awal Moto2 2019)
Namun suspensi depan standarnya untuk rider berbobot 57 kg terasa limbung, karena tendangan balik suspensinya cepat.
Wah mesti dioprek nih biar lebih enak dipakai rebah. Kalau monosoknya aman, terasa stabil, apalagi dilengkapi setelan preload yang bisa disesuaikan.
Bicara grip kedua rodanya, tak perlu diragukan. Jarang sekali hilang traksi saat pengetesan.
Ban CST tipe slick berukuran 100/80-12 untuk depan dan 120/80-12 di belakang cengkramannya cukup menjanjikan.
Baca Juga : Ternyata Alex Rins Menang di MotoGP Amerika Tiap Tiga Tahun Sekali dan Punya Rekor Baru
Begitu juga dengan remnya, yang menggunakan cakram 210 mm untuk depan dan 180 mm di belakang, punya respon pengereman yang cepat ketika handel ditekan.
Motor mungil ini dibekali mesin tegak dengan bore 58,5 mm dan stroke 54 mm, kapasitasnya jika dihitung 145 cc.
Konstruksinya mirip mesin Honda GL Pro. Masih pakai karburator dan dilengkapi transmisi 5 percepatan yang menyalurkan tenaga maksimum 10,8 dk di 7.700 rpm dan torsi 11,2 Nm pada 5.700 rpm.
Karena tidak ada electric starter, jadi menyalakannya harus digenjot, blaarrr…
(Baca Juga : Tak Cuma Marc Marquez, MotoGP Amerika 2019 Jadi yang Terburuk Bagi Honda)
Lenka GP12 yang kami tes di Sentul ini semuanya standar, mulai dari ban, sok dan bodi.
Tapi mesinnya sudah open filter dan pakai knalpot custom dari Ahau. Kalau knalpot aslinya punya suara “adem”.
Digunakan selama beberapa lap mengitari Sentul kecil, tenaga yang dihasilkan mesin GP12 terbilang cukup responsif.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR