OtoRace.id - Di seri ke-2 dan ke-3 MotoGP 2019, sudah ada 3 jump start yang terjadi.
Pertama dilakukan Cal Crutchlow (LCR Honda) di Argentina yang membuatnya kena ride through penalty alias melaju di pit lane.
Di Amerika kemarin, ada Joan Mir (Suzuki) dan Maverick Vinales (Yamaha) dan mendapat ride through penalty juga.
Cal Crutchlow sempat ngamuk-ngamuk saat kena penalti itu, begitu juga pihak Suzuki yang tidak terima dengan penalti Joan Mir, sementara Maverick Vinales menerima dan mengakui kesalahannya.
(Baca Juga : Beranjak Dari Ranah Motocross, Anak 'Dewa Road Race' Indonesia Ini Mulai Menjajal Balap Aspal)
Dengan kerasnya reaksi Cal Crutchlow, sempat ada usulan revisi regulasi hukuman yang dirasa begitu berat.
Menurutnya, regulasinya sudah tepat.
Walaupun hukumannya berat, manfaat dan kedisiplinan lebih terjaga.
"Bagiku, tentu aturannya sangat kaku karena memang itu untuk menjaga. Kau tidak bisa bergerak sedikitpun karena kau akan mendapat keuntungan ketika sudah bergerak dan itu situasi yang tidak bisa ditawar," kata Rossi dilansir OtoRace.id dari Paddock-GP.com.
"Jadi ya begitu, memang sih penaltinya agak berat karena kau kehilangan 30-35 detik karena ride through dan balapannya sudah berakhir bagimu, mungkin kami bisa memperhitungkan hukuman lebih ringan, tapi aturan ini bagus untuk memastikan tidak ada yang bergerak," tegas Rossi.
Valentino Rossi menganggap perubahan regulasi malah bikin situasi semakin kacau.
(Baca Juga : Andrea Dovizioso Tetap Jagokan Alex Rins Untuk Perebutan Juara Dunia MotoGP 2019)
Itu karena pembalap yang mendapat hukuman sesuai aturan lama akan merasa dirugikan dan tidak terima.
"Ya kami sudah memikirkan long lap penalty, banyak yang setuju, tapi di saat yang sama Cal protes karena peraturan ganti setelah dia mendapat hukuman, dia protes karena itu tidak adil, dan diskusi lanjut lagi," kata Rossi.
Rossi bilang, mending aturan baru untuk musim yang baru saja.
Setuju?
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Paddock-GP.com |
KOMENTAR