OtoRace.id - Tiap pembalap MotoGP, punya teknik pengereman yang berbeda dan biasanya tergantung kebiasaan.
Sebut saja Marc Marquez, Andrea Dovizioso dan juga Valentino Rossi.
Terutama ketika mereka melakukan pengereman rem depan dengan menggunakan jari untuk menarik tuas rem.
Seperti halnya teknik yang dilakukan oleh Valentino Rossi dengan Yamaha YZR-M1 miliknya ketika melakukan pengereman, selalu menggunakan tiga jari alias 3 - finger braking technique.
(Baca Juga : Jelang MotoGP Prancis, Joan Mir Beberkan Kelemahan Motor Suzuki)
"Saya memiliki pengereman yang aneh, karena selama karir saya selalu menggunakan tiga jari," jelas Valentino Rossi.
"Saya menggunakan tiga jari karena saya memiliki perasaan yang bagus dengan itu dan saya juga punya kekuatan yang cukup di titik krusial. Itu adalah bagian dari gaya balapmu, terutama jika dalam kecepatan tinggi, kamu akan mendapatkan lebih," tambah Rossi.
Gaya pengereman ini, tentu berbeda jika dibandingkan Marc Marquez dengan Honda RC213V miliknya.
Ketika di MotoGP, Marc Marquez hanya menggunakan satu jari alias 1 - finger braking technique yaitu menggunakan jari telunjuk.
(Baca Juga : Dua Kali Menang di MotoGP Prancis, Marc Marquez Incar Kemenangan ke-300 Honda)
"Ini agak aneh, karena ketika saya di Moto3 saya menggunakan empat jari. Dan ketika di Moto2 saya menggunakan 2 jari," ungkap Marquez.
Nah, gaya ini yang akhirnya terus dipakai Marquez hingga saat ini dengan 1 - finger braking.
Jika tadi sudah tiga dan satu, maka sekarang pembalap yang menggunakan dua jari untuk menarik rem dapan.
Jorge Lorenzo kerap menggunakan dua jari (jari telunjuk dan tengah) untuk melakukan pengereman.
(Baca Juga : Michelin Siapkan Ban Baru di MotoGP Prancis, Apakah yang Valentino Rossi Tes di Jerez?)
Begitu juga dengan Andrea Dovizioso yang mengusung 2 - finger braking technique.
Biar lebih jelasnya, simak video singkat di bawah ini ya.
2018 Review: Best Clips????????
Braking techniques! How many fingers do you use?????#MotoGP pic.twitter.com/9rwLqH4QIH
— MotoGP™ ???????? (@MotoGP) December 26, 2018
| Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR