Sumber pemasukan lainnya adalah dari Dorna, sang pemilik MotoGP.
Dorna selayaknya yang punya pertunjukan, harus membayar setiap performer-nya, dalam hal ini tiap tim yang berlaga.
(Baca Juga: Kabar Duka! Kejurnas Motorprix Bangkinang Menelan Korban Jiwa Pembalap Pemula)
Adanya tim non-pabrikan tujuannya untuk meramaikan balapan, membantu tim pabrikan, dan tentu saja menjalankan roda ekonomi.
Sumber keuangan tim non-pabrikan memang dari sponsor.
Jika sponsor kurang, maka uang milik pemilik tim harus dikeluarkan untuk tetap bisa berjalan.
Dengan kurang sponsor, ada risiko bakal cepat bangkrut jika keuangannya minus terus.
Walau tim butuh uang, sponsor tidak selalu memberi bantuan dalam bentuk uang.
Ada sponsor yang langsung memberi uang, ada pula sponsor yang menyuplai material teknis untuk balapan.
Juga ada sponsor utama yang memang menggelontorkan dana banyak, ada pula sponsor yang hanya memberi sedikit.
Tidak sedikit kasus tim yang harus angkat kaki karena kesulitan dana.
(Baca Juga: Alvaro Bautista Sarankan Valentino Rossi Untuk Pindah ke WSBK)
Contohnya musim lalu dimana tim privat, Marc VDS, harus angkat kaki dari MotoGP.
Marc VDS memang dikenal sebagai tim yang tidak terlalu mementingkan sponsor.
Punya sponsor sih, tapi nilainya tidak besar.
Makanya harus tetap berusaha bertahan bertahun-tahun meski dengan banyak gelontoran dana pribadi dari sang pemilik.
Pemilik tim Marc VDS (Marc Van Der Straten) memang senang berada di kompetisi balap dan merasa punya dana cukup untuk membiayai timnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR