OtoRace.id - MotoGP Tahun ini memiliki 19 seri yang digelar di 19 sirkuit berbeda.
Tentunya, tiap sirkuit membutuhkan setting motor yang berbeda, seperti halnya gigi rasio atau gear ratio yang digunakan.
Karena dengan setting gigi rasio ini, akan membuat tiap gigi bisa membuat tenaga mesin agar bekerja maksimal sesuai panjang trek dan layout sirkuit yang ditempuh motor MotoGP.
Misalnya saja untuk setting gigi rasio di MotoGP Amerika di Circuit of The Americas (COTA) yang memiliki panjang trek lurus 1,2 km.
(Baca Juga: Menepis Isu Pindah ke Ducati Atau Yamaha, Ini Alasan Jorge Lorenzo Bertahan di Honda)
Tentunya, setting gigi rasio di MotoGP Amerika akan berbeda dengan setting di sirkuit Misano (MotoGP San Marino) lantaran hanya memiliki trek lurus 565 meter saja.
Maka itu, setting gigi rasio motor MotoGP tergantung dari bentuk tikungan dan juga panjangnya trek lurus sirkuit.
Untuk satu musim MotoGP, tim MotoGP sudah menyiapkan 24 gigi rasio dengan 4 pilihan gigi primer berbeda yang sudah harus ditentukan sebelum musim berjalan.
Nantinya, empat gigi primer ini akan bersanding dengan 24 pilihan gigi rasio sesuai dengan kebutuhan pembalap dan sirkuit.
(Baca Juga: Penjelasan Valentino Rossi Tentang Perbandingan Mesin Inline 4 dan V4 di MotoGP)
Baik itu untuk mulai dari gigi 1 hingga gigi 6 yang dimiliki motor MotoGP, semua akan diracik sesuai kebutuhan.
Mengenai kurang atau lebihnya pemakaian gigi rasio ini, bisa diketahui dari data yang terbaca di data logger motor ketika pembalap melakukan putaran di sirkuit.
Sehingga berdasarkan data analis, mekanik bisa menentukan pas atau tidaknya gigi rasio yang dipakai untuk membuat power motor keluar maksimal sesuai tikungan atau trek lurus yang dilahap pembalap, terutama top speed.
Perhitungannya, untuk gigi I ada 2 pilihan gigi rasio, gigi II (6), gigi III (6), gigi IV (3), gigi V (3) dan gigi VI ada 4 pilihan gigi rasio berbeda.
Nah, ada dua setting gigi rasio di dunia balap yaitu close ratio dan wide ratio, untuk close ratio biasa disebut dengan rasio rapat dan wide ratio dengan istilah rasio lebar.
(Baca Juga: Maverick Vinales Fans Berat Chelsea, Bareng Cal Crutchlow Kunjungi Stamford Bridge Ditemani Kepa Arrizabalaga)
Close ratio ini memiliki perbanding jumlah mata gigi yang lebih rapat atau tidak memiliki perbedaan jauh antara satu gigi dengan gigi yang lain.
Ketika mengaplikasi close ratio, maka membuat motor memiliki akselerasi yang lebih cepat lantaran rpm tidak terlalu jauh drop ketika perpindahan gigi, tetapi top speed jadi dikorbankan karena memiliki top speed lebih rendah.
Berbeda dengan wide ratio yang memiliki akselerasi lebih lambat, namun memiliki top speed yang lebih tinggi.
Maka itu, mekanik diharuskan pintar-pintar untuk meracik kombinasi gigi rasio di motor pembalapnya.
Namun untuk motor MotoGP, mekanik biasa meracik setting wide ratio untuk gigi II hingga gigi IV, sedangkan gigi V-VI mengaplikasi setting close ratio.
Oh ya! Untuk gigi I, biasanya hanya dipakai pembalap untuk start atau berkendara di paddock saja.
Different circuits provide different challenges, including different gear ratios! ⚙️
Find out how the teams and riders adapt in our latest 3D video! ???? pic.twitter.com/U6dbIDrZLx
— MotoGP™ ???????? (@MotoGP) August 22, 2019
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR