(Baca Juga: Makin Terkenal di MotoGP, Fabio Quartararo Mengaku Tak Ingin Terlena)
"Saya pikir itu yang terbaik yang bisa dia lakukan. Saya tahu dia menderita luka-luka, itu merampas rasa percaya dirimu," jelas Redding.
Malah, pembalap bertubuh tinggi ini justru mengandaikan dengan juara dunia sembilan kali alias Valentino Rossi.
"Itu agak seperti ketika Valentino Rossi pergi ke Ducati," ucapnya.
"Dia (Rossi) berada di ambang pengunduran diri saat itu, tetapi kemudian pergi ke Yamaha, memiliki hasil yang baik di sana dan terus melaju," ucap mantan pembalap Aprilia itu.
"Pembalap didefinisikan tentang hasilnya. Selama Anda berhasil, tidak ada alasan untuk berhenti. Tetapi jika Anda jatuh - sebagai pembalap muda, Anda bertahan dan bertarung,"
Tetapi menurut Redding, ketika pembalap itu mulai bertambah usia, maka akan timbul pertanyaan mengapa harus melanjutkan ketika performa makin memburuk.
"Jika Valentino tidak menaklukkan hasil yang baik saat itu, ia pasti akan memiliki segera berhenti," tutup Redding.
(Baca Juga: MotoGP Musim 2019 Selesai, Valentino Rossi Kembali Gelar Balapan La 100km dei Campioni)
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | speedweek.com |
KOMENTAR