OtoRace.id - Di MotoGP tidak hanya soal bagaimana memaksimalkan performa ban dan keawetan ban saja untuk menentukan hasil balapan.
Ada batasan tertentu soal tekanan ban dengan rambu-rambu 'safety first'.
Jadi, selain performa ban yang bagus dan awet, ban juga harus menjamin kesalamatan pembalap.
Dulu, pemasok ban MotoGP, Michelin, membebaskan setiap tim menentukan tekanan udara dalam ban motor pembalapnya.
(Baca Juga: Bos MotoGP Prancis Pastikan Johann Zarco Sudah Dapat Kontrak Ducati)
Michelin tetap punya standar tekanan yang sebaiknya diikuti oleh setiap tim untuk alasan performa dan keselamatan pembalap itu sendiri.
Awalnya Michelin memakai standar 1,9 bar atau 27,6 psi, namun sudah diturunkan menjadi 1,5 bar atau 21,8 psi.
Tekanan 1,5 bar atau 21,8 psi itu menjadi patokan bawah pengisian tekanan udara di ban MotoGP.
Lalu bagaimana jika kurang dari itu? Apakah performanya menjadi lebih baik?
(Baca Juga: Bos Ducati Kasih Kode Akan Ada Perombakan Besar Pada Desmosedici Untuk MotoGP 2020)
Untuk performa, ban dengan tekanan yang kurang punya efek lajunya lebih berat, tapi di sisi lain grip-nya sangat kuat dalam mencengkeram aspal.
Tapi hal itu akan mengurangi stabilitas motor dan membuat suhu ban bisa terlalu tinggi.
Dan ketika suhu terlalu tinggi, cengkeraman ban malah bisa berkurang dan itu berbahaya.
Sepertinya kasus tim Avintia Ducati, pada 2016 lalu.
(Baca Juga: Wow! Jadi Pemegang Rekor Penonton Tertinggi di MotoGP, Segini Pendapatan MotoGP Thailand Hanya dari Tiket)
Pada tes pramusim MotoGP di Sepang 2016 silam, terjadi kecelakaan karena ban motor pembalapnya saat itu, Loris Baz, meletus.
Spekulasinya, kecelakaan terjadi karena tim mengisi tekanan udara di bawah standar Michelin.
Tim Avintia Ducati menurunkan tekanan udara sebesar 0,05 bar atau 0,725 psi, dari standar 1,5 bar atau 21,8 psi.
Meski dibantah, kejadian tersebut menjadi kritik panas untuk Michelin sendiri.
Setelah kecelakaan itu, MotoGP mewajibkan adanya sensor tekanan udara seperti pada foto di atas.
Sensor itu akan mendeteksi tekanan ban yang dipakai pembalap.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Motorcyclenews.com,cycleworld.com |
KOMENTAR