Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

MotoGP

Ini Kekurangan Motor Masing-masing Pabrikan di MotoGP

Rezki Alif Pambudi - Kamis, 9 Januari 2020 | 15:00 WIB
Motor tim KTM MotoGP
MotoGP.com
Motor tim KTM MotoGP

OtoRace.id - Motor yang terbaik daripada motor pabrikan lain pastinya ada, tapi tidak ada motor sempurna di MotoGP.

Motor masing-masing pabrikan punya kelebihan yang harus dipertahankan dan dikembangkan, juga kekurangan yang harus diperbaiki.

Tiap pabrikan punya PR masing-masing untuk bisa diperbaiki untuk MotoGP 2020, apa saja itu?

Honda

Alex Marquez dan Marc Marquez ketika memacu Honda RC213V
MotoGP
Alex Marquez dan Marc Marquez ketika memacu Honda RC213V

Motor Honda bisa dibilang paling powerful dibandingkan motor lain.

Dari segi akselerasi dan top speed, motor Honda berhasil mengejar ketertinggalan dari Ducati di musim 2019.

(Baca Juga: Dunia Mencatat, Satu-satunya Pembalap Yang Pernah Meraih Gelar Juara Dunia MotoGP dan F1)

Sayangnya, tenaga besar yang dimiliki RC213V membuatnya tidak friendly buat pembalap selain Marc Marquez.

Pembalap lain menurun performanya, termasuk Cal Crutchlow yang biasanya bisa jadi kuda hitam.

Bahkan, motor ini secara tidak langsung membuat Jorge Lorenzo memilih pensiun dari MotoGP.

Honda sendiri sudah mengakui masalah motor RC213V, makanya mereka sedang bekerja keras agar semua pembalap bisa menguasai motor ini, bukan cuma Marc Marquez.

Ducati

Andrea Dovizios
MotoGP.com
Andrea Dovizios

Dari segi akselerasi, top speed, dan juga aerodinamika, motor Ducati sangat komplit dan berada di atas angin.

Desmosedici GP19 punya beberapa part unik yang cukup berhasil dipakai, misalnya saja holeshot device yang dipakai saat start.

Motor Ducati juga cukup friendly user buat pembalap lain, tak hanya Andrea Dovizioso saja yang bisa memakainya dengan baik.

Hanya saja, motor Ducati ternyata mengalami kemunduran di 2019 lalu.

Desmosedici GP19 lambat dalam menikung, terutama di pusat tikungan.

Padahal untuk masuk tikungan, Ducati cukup bagus dengan modal pengereman yang stabil.

Selain itu, akselerasi keluar tikungan juga mumpuni dengan tenaga mesinnya.

(Baca Juga: Kemenangan Pereli KTM Dianulir, Honda Tetap Kuasai Tiga Besar Hingga Etape 4 Reli Dakar 2020)

Tidak ada PR lain dari motor Ducati selain ini.

Meski cuma 1 masalah besarnya, itu cukup susah karena DNA motor pabrikan Italia ini memang seperti itu, bagus di trek lurus dan lambat di tikungan.

Yamaha

Valentino Rossi
MotoGP
Valentino Rossi

Masalah Yamaha YZR-M1 ini bisa dibilang kebalikannya Ducati.

YZR-M1 sudah dikenal cukup mudah dikuasai, semua pembalapnya berada di rentang yang kompetif.

Kemampuan YZR-M1 dalam menikung sudah tidak diragukan lagi.

Dulu, YZR-M1 sempat bermasalah soal pemakaian ban belakang karena masalah elektronik.

Kini, masalah itu sudah tergerus dan pelan-pelan tidak dikeluhkan lagi.

Hanya saja, akselerasi dan top speed Yamaha masih sangat lemah.

Makanya Valentino Rossi cs selalu kalah dalam trek lurus, terutama dari Ducati dan Honda, bahkan dari pabrikan lainnya juga.

Bayangkan jika YZR-M1 punya akselerasi dan top speed lebih lagi, tidak ada yang bisa menandingi.

(Baca Juga: Balapan Belum Mulai, Pembalap Rookie MotoGP Malah Operasi Duluan)

Suzuki

Alex Rins
MotoGP.com
Alex Rins

Motor pabrikan Hamamatsu ini bisa dibilang yang paling berkembang banyak dari 2018 ke 2019.

Mengusung mesin inline 4 sama seperti Yamaha, Suzuki sering tampil lebih dari Yamaha.

Suzuki mudah dikendarai meski tak semudah Yamaha.

Kemampuan menikungnya sangat bagus dan mirip-mirip dengan Yamaha.

GSX-RR punya keunggulan lebih dari segi top speed dan akselerasi dibanding Yamaha, meski kalah dari Ducati dan Honda.

Jadi masalah motor Suzuki sebenarnya paling sedikit dibanding pabrikan lainnya.

Tinggal bagaimana mengembangkan semua sisi dengan lebih baik lagi, terutama konsistensi dan kolaborasi dengan kedua pembalapnya.

Alex Rins tampil cukup bagus musim ini, hanya kurang konsisten.

Masih banyak PR buat Joan Mir dan jika dia bisa tampil lebih bagus, Suzuki bisa diperhitungkan jadi juara.

Dibanding Honda, Ducati, dan Yamaha, Suzuki punya sumber daya lebih kecil, padahal dihuni oleh orang-orang terbaik.

Suzuki juga butuh tim satelit agar pengembangan motornya lebih baik lagi.

(Baca Juga: Indoclub Championship 2020 Sempurnakan Regulasi dan Berniat Tambah Seri)

KTM

Pol Espargararo
Twitter.com/KTM_Racing
Pol Espargararo

Meski belum bisa masuk jajaran atas, KTM punya ambisi tinggi untuk bisa kompetitif di MotoGP.

KTM berulang kali memamerkan part-part unik seperti halnya Ducati, hanya saja masih belum cukup.

Kerja keras KTM sebenarnya bisa membuat para pembalapnya senang.

KTM serius dan tidak angin-anginan dalam pengembangan motor.

Meski hanya sedikit, KTM berhasil naik pelan-pelan ke atas hingga membikin tim satelit untuk memperkuat pengembangan RC16.

Dani Pedrosa juga direkrut KTM untuk mengembangkan RC16 menjadi motor kompetitif.

Sejauh klaim KTM, hasil kerja Pedrosa cukup bagus dan motor RC16 yang baru akan bisa dilihat musim 2020 mendatang.

Hanya saja, KTM musim lalu mengalami masalah besar dimana Johann Zarco memilih untuk memutus kontrak hingga akhirnya digantikan pembalap lain.

Musim 2020, KTM didominasi pembalap muda kurang pengalaman yang itu tidak terlalu bagus untuk pengembangan motor.

(Baca Juga: Sambil Pikirkan Pembalap, Aprilia Siapkan Motor Baru untuk Tes MotoGP di Sepang)

Menarik untuk melihat bagaimana KTM musim depan.

Aprilia

Pembalap Aprilia Racing Team Gresini, Aleix Espargaro
MotoGP.com
Pembalap Aprilia Racing Team Gresini, Aleix Espargaro

Aprilia tidak punya greget sebesar KTM, itu jadi masalah besar.

Bayangkan, KTM saja yang jor-joran masih kesulitan, apalagi Aprilia yang masih kurang greget.

Aleix Espargaro juga pernah mengkritik timnya yang jarang membawa inovasi.

Dari segala sisi, motor Aprilia RS-GP masih kurang.

Tapi, Aprilia berjanji akan membawa motor yang benar-benar baru untuk 2020.

Aprilia akan membawa mesin konsep baru dengan V4 90 derajat dari sebelumnya V4 75 derajat.

Dengan konfigurasi baru, Aprilia bisa dibilang benar-benar melakukan revolusi.

Revolusi kadang bisa bagus, tapi artinya Aprilia juga memulai lagi pengembangan motor dari nol, meski sebenarnya ada beberapa kelebihan motor lama yang juga bisa dipakai untuk motor baru.

Editor : Eka Budhiansyah
Sumber : crash.net

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa