OtoRace.id - Tak bisa dipungkiri kalau Honda menjadi pabrikan terbaik di MotoGP musim lalu.
Selain mampu mengantar Marc Marquez juara dunia MotoGP, Honda bersama The Baby Alien juga meraih dua gelar lainnya yaitu juara dunia tim dan juga juara dunia konstruktor.
Misi Honda untuk membuat Honda RC213V bersaing dengan Ducati dalam urusan tenaga alias power, berhasil dilakukan.
Bos Honda MotoGP urusan Teknik yaitu Takeo Yokoyama pun ungkap darimana muncul tambahan tenaga besar di RC213V yang mampu membawa Marc Marquez juara dunia.
(Baca Juga: Bos Honda Bantah Marc Marquez Ikut Campur Soal Adiknya di Repsol Honda)
"Sedikit dari segalanya: intake, perubahan throttle body dan banyak lagi, banyak perubahan di dalam mesin," ungkap Technical Manager Honda Racing Corporation itu dilansir OtoRace.id dari Motosportmagazine.com.
Memang, menurut Takeo, sapaan akrabnya, perubahan itu tidak tampak secara besar-besaran.
"Jika Anda melihat kepala silinder 2018 kami dan membandingkannya dengan kepala silinder tahun ini (2019), perbedaannya tidak besar. Tetapi ada ratusan detail kecil lain (perubahannya)," bilangnya.
"Jika Anda melihat daftar suku cadang kami, Anda akan terkejut, karena hampir tidak ada suku cadang yang ditransfer dari mesin 2018," tambah Takeo yang murah senyum.
(Baca Juga: Santi Hernandez Bilang Marc Marquez Memintanya Cari Tim Lain Ketika Pengelihatan Bermasalah)
Tanpa adanya part yang digunakan dari mesin RC213V versi 2018, bisa dikatakan Honda membuat mesin baru untuk menyaingi Ducati di MotoGP 2019 lalu.
Ini yang membuat RC213V bisa meladeni Ducati Desmosedici di trek lurus, termasuk di trek lurus MotoGP Italia di sirkuit Mugello dan juga sirkuit Red Bull Ring di MotoGP Austria dan tentunya di MotoGP Aragon.
Maka itu, tak heran jika Marc Marquez berhasil menang di sirkuit-sirkuit yang seharusnya menjadi keunggulan bagi Ducati.
"Setiap tahun kita berusaha mengurangi gesekan (friksi mesin) dan kita juga berusaha memanfaatkan pembakaran sebaik-baiknya," jelas Takeo Yokoyama.
"Tentu saja, selalu sulit untuk mendapatkan lebih banyak kekuatan di mana-mana, jadi jika tujuanmu adalah untuk meningkatkan lebih banyak, kamu harus mengorbankan kekuatan di tempat lain," tutup pria yang bergabung di Honda sejak 1996 namun baru bergabung di HRC tahun 2004 sebagai desainer sasis ini.
Menarik!
(Baca Juga: Bos Tim Ducati Dilema Dengan Pengembangan Desmosedici Untuk MotoGP 2020)
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Motorsportmagazine.com |
KOMENTAR