(Baca Juga: Jeda Panjang MotoGP, Bos Ducati Malah Senang Karena Honda dan Marc Marquez Bisa Kompetitif)
Jika per atau pegas dibuat lunak atau empuk, dampaknya motor menjadi lebih mudah memantul dan tidak seimbang, terutama saat menikung.
Akhirnya sama saja, beban kembali tertumpu di ban dan membuat pemakaian ban belakang berlebihan.
Sedangkan hidrolik berfungsi untuk memengaruhi kecepatan kerja dari per.
Jika hidrolik disetting lunak/empuk, maka oli dapat mengalir dengan mudah.
Tapi jangan terlalu lunak, karena suspensi tidak menyerap pergerakan motor, jadinya penggunaan ban belakang menjadi tidak merata.
Kebalikannya, jika hidrolik disetting keras maka aliran oli akan terbatas.
(Baca Juga: 'Double Header' Jadi Pilihan Baru Untuk MotoGP 2020, Apaan Tuh?)
Jika terlalu keras maka pergerakan motor semua akan diarahkan ke ban.
Hal itu bisa membuat ban belakang kehilangan kontak dengan trek alias kehilangan grip.
Nah yang dicari adalah titik terbaik dalam settingan suspensi agar ban awet dan bisa membuat pembalap kompetitif sepanjang balapan.
Untuk lebih jelasnya simak video berikut ini.
Managing tyre wear: Springs and hydraulics in harmony with the rear tyre ???? pic.twitter.com/BFTPkEKupH
— MotoGP™???? (@MotoGP) December 26, 2017
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Twitter.com/MotoGP |
KOMENTAR