(Baca Juga: Sirkuit Suwarnadwipa Nusantara Resmi Menunda Kejurnas Speed Off-road, Sprint Reli, dan Reli)
"Sebab ban balap tidak akan bertahan lama, meski tidak digunakan, kualitasnya tidak akan sama," kata Mario Isola selaku Manajer Motorsport Pirelli dikutip dari Autosport.
"Apalagi kami tidak tahu persis kapan balapan akan dimulai, sehingga ban tersebut pasti akan punya kualitas yang lebih jelek jika digunakan belakangan," sambungnya.
Alasan lain karena Pirelli yang bermarkas di Italia juga takut kalau ban-ban tersebut membawa virus corona dan menyebarkan di negara yang mereka kirim.
Apalagi salah satu staff Pirelli yang bertugas untuk mengurus pengiriman ban-ban tersebut juga terjangkit virus corona.
(Baca Juga: Peyebaran Virus Corona Semakin Luas, Jorge Lorenzo Berpesan Untuk Jangan Keluar Rumah)
"Kami harus melakukan antisipasi lebih jauh yang lebih baik untuk kepentingan sesama," sambungnya.
Satu set ban F1 itu seharga 3.300 US Dollar atau seharaga Rp 44,866 juta (kurs 14.955,36).
Jadi jika menghancurkan 1800 buah atau 450 set ban, maka Pirelli mengalami kerugian sebanyak 1.485.000 US Dollar atau Rp 22,282 miliar.
sebuah kerugian yang besar karena tidak digelarnya tiga seri F1.
(Baca Juga: Mitsubishi Xpander AP4 Punya Tampilan Baru, Akan Balapan di Mana Saja?)
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Autosport |
KOMENTAR