Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Formula 1

Leher Adalah Bagian yang Wajib Dilatih Pembalap F1 Saat Masa Karantina. Kenapa?

Didit Abdillah - Minggu, 26 April 2020 | 17:00 WIB
Latihan leher juga bisa dengan menggunakan bech press yang diberikan beban sebesar 15-25 kg.
Twitter Jenson Button
Latihan leher juga bisa dengan menggunakan bech press yang diberikan beban sebesar 15-25 kg.

OtoRace.id - Dampak pandemi virus corona atau covid-19 memang menyerang berbagai sektor, termasuk ajang balap. 

F1 seharusnya sudah memulai seri perdananya musim ini di Melbourne, Australia pada Maret lalu. 

Namun sampai saat ini, beberapa seri harus tertunda karena antisipasi penyebaran covid-19 dan para pembalap lebih sering #DiRumahAja. 

Mereka banyak melakukan latihan fisik, tapi tahu kah kamu kalau leher adalah bagian tubuh yang paling wajib dilatih selama jeda panjang musim balap seperti ini. 

Baca Juga: Setelah Alex Rins, Kini Suzuki Siap Perpanjang Kontrak Joan Mir

Hal tersebut dikarenakan leher adalah satu-satunya bagian tubuh pembalap yang lentur tetapi tidak ditutup oleh perangkat keamanan. 

Alhasil, saat pembalap F1 berbelok, mengerem, dan memacu kecepatan tinggi, leher akan terkena dampak daya tekan gravitasi atau G-Force. 

Rata-rata G-Force yang diterima leher adalah 5g, di titik seperti itu, leher seperti diberi beban seberat 25 kg. 

"Kalau kita masih balapan, maka leher kita akan terbiasa dengan G-Forces, sehingga kita tidak terlalu merasakan pusing dan tidak harus sering-sering melatih leher," jelas Carlos Sainz Jr, pembalap McLaren F1 Team. 

Baca Juga: Baru Mau Debut, Sirkuit KymiRing di Finlandia Ikut Tertunda, MotoGP Baru Mulai Agustus!

Baca Juga: BREAKING NEWS: Valentino Rossi Memberikan Kepastian Soal Kontraknya Dengan Yamaha di MotoGP 2021

"Karena saat di rumah, kami tidak bisa menentukan bobot G-Force yang tepat, sehingga itu adalah latihan yang cukup susah ditebak bagi kami," sambungnya dilansir dari Motorsport. 

Menu latihan berbagai pembalap F1 cukup unik dalam melatih lehernya, sebab tidak ada alat fitness yang memang dikhususkan untuk melatih leher. 

Saat berada di dalam kokpit, pembalap F1 akan merasakan tekanan gravitasi pada bagian leher
www.formula1.com
Saat berada di dalam kokpit, pembalap F1 akan merasakan tekanan gravitasi pada bagian leher

Alat latihan bench press yang diberikan belt dan disangkutkan ke bagian kening, jadi yang paling sering dilakukan. 

"Menggunakan bench press dan belt itu paling sering digunakan, tetapi akan jauh lebih sulit daripada saat menggunakan tangan, itu lah kenapa latihan leher itu sangat menyulitkan," kata Sainz. 

Baca Juga: Dorna Sports Tolak Ide FIM Soal Menggelar MotoGP dan World Superbike di Waktu dan Tempat Sama

Meski sulit, hal itu harus dilakukan. Pasalnya jika minim latihan dan saat balapan nanti, G-Forces yang menimpa leher akan membuat pembalap menjadi mudah pusing. 

Setelah itu akan berakibat pada otak dan membuat pembalap yang bersangkutan mudah pingsan. 

Sekadar informasi, besaran 5g yang diterima pembalap F1 sama dengan pilot jet tempur saat sedang bermanuver di angkasa. 

Tak heran kalau F1 disebut 'Jet Darat'. 

Editor : Eka Budhiansyah
Sumber : Motorsport

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa