OtoRace.id - Dorna Sports dan FIM resmi ketuk palu kalau tidak ada pengembangan segi mesin atau engine freeze untuk tahun 2021 dan 2022.
Riset untuk aerodinamika dan bagian pendukung lainnya pun dilarang sampai dua tahun ke depan.
Alhasil, perkembangan teknis dari MotoGP akan sangat minim sampai tahun 2022.
Hal tersebut akan menjadi sulit bagi tim-tim medioker karena mereka akan sulit untuk mengejar.
Baca Juga: Respect! Bos Pirelli Mario Isola Jadi Sukarelawan Sopir Ambulans Untuk Korban Virus Corona di Italia
Namun dari segi manajemen tim jelas akan ada dampak positif.
Hal ini karena biaya riset menjadi lebih ringkas. Tujuan engine freeze ini memang untuk mengembalikan perekonomian setiap tim yang tak stabil karena pandemi covid-19.
Sebab biaya riset untuk tim independen di MotoGP itu sekitar 30 juta Euro atau sekitar Rp 500 miliar (kurs Rp 16.688).
Sedangkan tim pabrikan bisa menghabiskan biaya sekitar 50 juta Euro atau Rp 834,4 miliar.
Baca Juga: Jorge Lorenzo di Petronas Yamaha SRT, Lin Jarvis Tegaskan Dirinya Suka Franco Morbidelli
"Semua masalah ekonomi ini sudah jelas memberikan dampak pada perusahaan dan juga program promosi mereka, dalam hal ini ajang balap," kata Lin Jarvis, Managing Director Yamaha MotoGP.
"Tidak ada biaya riset selama dua tahun itu jelas akan memberikan dampak yang baik bagi pemulihan setiap tim," lanjutnya dilansir dari Paddock GP.
"Kita bisa menghemat sepertiga biaya yang kami keluarkan seluruhnya, sehingga separuh biaya dari tim dan separuh lagi dari sponsor," Lin Jarvis menambahkan.
Riset untuk musim 2020 sama sekali belum terbukti karena MotoGP belum dimulai sama sekali.
Baca Juga: Pandemi Mereda, Valentino Rossi Akan Segera Buka Sirkuit Pribadinya
Meskipun sudah ada titik cerah kalau MotoGP bisa digelar di Austria dan Inggris dalam waktu dekat.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Paddock GP |
KOMENTAR