OtoRace.id - Kabar mengenai Ahmad Yudhistira yang memutuskan pensiun dini memang terbilang sangat mendadak.
Hal ini karena diumumkan di pertengahan tahun, saat ia masih harus berkiprah di ARRC kelas SS600 bersama Victor Racing.
Namun karena pandemi Covid-19 di seluruh dunia, membuat balapan tertunda untuk sementara.
Sedangkan jika sudah dimulai nanti, ia harus ikut berkeliling Asia dan memiliki risiko terpapar Covid-19 dan membawanya pulang.
Baca Juga: Selain Jack Miller, 2 Pembalap ini Juga Gabung Tim Pabrikan Ducati Setelah Membela Pramac Racing
Alasan itulah yang membuat Ahmad Yudhistira memutuskan untuk pensiun lebih awal dari kiprah balap motor yang sudah ia bangun sejak 14 tahun lalu di Kejurnas Motorprix Kalimantan tahun 2007.
Saat itu ia bergabung dalam tim Haji Rihan Variza Racing Team (HRVRT) dengan motor Suzuki Shogun di kelas 110 cc.
Beberapa podium diraih Yudhistira kecil meski belum sukses meraih juara nasional.
Sampai akhirnya di tahun 2008, ia langsung menjadi juara Nasional di kelas Pemula 110 cc Kejurnas Motorprix Kalimantan.
Baca Juga: Update Line-Up Pembalap MotoGP 2021 Dengan Kontrak di Tangan
Baca Juga: Bukan Untuk Gaya, Cover Sok Depan Motor MotoGP Ternyata Ada Fungsinya Loh!
Pada tahun 2009 ia juga menjajal kelas 125 cc Seeded B dan langsung menjadi juara Nasional dan di kelas 110 cc ia menjadi runner-up.
Lima tahun berkiprah di Kejurnas Motorprix, ia memutuskan untuk naik ke ajang Kejurnas Indoprix yang lebih luas kala itu.
Bak gayung bersambut, ia direkrut Manual Tech Kawasaki untuk Kejurnas Indoprix tahun 2012 dan langsung menjadi juara Nasional di kelas 125 cc dengan Kawasaki Edge.
Tipe Yudhis memang pembalap yang cepat belajar dan beradaptasi, atas dasar itulah Ibnu Sambodo selaku nahkoda Manual Tech Kawasaki melakukan ekspersimen bagi Yudhis remaja di tahun 2013.
Ia berkiprah di ARRC UB130 (Underbone 130) dengan motor Kawasaki Edge juga, tetapi di Kejurnas Balap Motor ia berlomba di kelas Supersport 600 (SS600) dengan motor Kawasaki Ninja ZX-6R.
Eksperimen ini karena tubuh Yudhis yang tinggi dan gaya balapnya yang agresif membuatnya cocok dengan karakter motor besar, sampai akhirnya lompatan besar dilakukan pada tahun 2014.
Dari kelas UB130 di Asia, ia langsung berlomba di SS600 pada tahun 2014 dan mengakhiri musim di peringkat 12, tetapi menjadi juara nasional di Kejurnas Balap Motor.
Setelah itu ia terus fokus di kancah motor besar. Prestasinya berada di puncaknya pada tahun 2015.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Jack Miller Resmi Gabung Tim Pabrikan Ducati di MotoGP 2021
Baca Juga: Scott Redding Ragu Jonathan Rea Bisa Kompetitif di MotoGP, Tapi Ada Pembalap Lain yang Bisa
Ia menjadi juara nasional dan juga peringkat 3 ARRC SS600. Perlawanan ia rasakan di Kejurnas SS600 pada tahun 2016, saat Gerry Salim mulai serius.
Persaingan keduanya terjadi sampai seri terakhir, sampai akhirnya harus merelakan gelar juara nasional yang ia pertahankan dua musim terakhir ke Gerry Salim.
Meski di akhir 2016, ia masih tiga besar di klasemen ARRC SS600.
Performanya menurun pada tahun 2017 dan 2018, sampai akhirnya memutuskan hengkang dari Manual Tech di akhir 2018.
Baca Juga: Didepak Ducati, Ini Pilihan Karir Balap Danilo Petrucci
"Kalau ibaratnya kayak sekolah, saya udah sarjana di Manual Tech, harus ada step up ke kelas yang lebih besar, mumpung Asia Superbike (ASB1000) baru dibuka," ujar Yudhis kepada otorace.
"Cuma Manual Tech belum bisa step up ke ASB1000, saya terima keputusannya, ya saya memutuskan hengkang dan ke ASB1000 bersama Victor Racing," sambungnya.
Setahun membela Victor Racing, ia belum pernah podium lantaran spek motor yang kalah dibandingkan rival, sebab Yudhis menggunakan motor dengan mesin yang murni standar.
Sampai akhirnya musim 2019 menjadi musim terakhir ia berkompetisi secara penuh di ARRC.
Baca Juga: Sebastian Vettel Ditolak Red Bull Racing, Malah Disuruh Ke Mercedes
Selain Asia, ia juga menjajal beberapa kancah balap dunia. Seperti Suzuka 8 Hours pada tahun 2014, 2015, dan 2019.
Juga berlomba di World Superstock 1000 (STK1000) pada tahun 2018 bersama tim asal Italia, CM Sport untuk berlomba di sirkuit Portimao, Portugal.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR