Usai mengistirahatkan lengannya, Zarco pun saat itu yakin bisa kembali tampil cepat untuk bisa bertarung ke grup depan atau tengah.
"Tetapi ketika saya dalam grup, saya memiliki terlalu banyak kelemahan. Jika saya berhasil melalui mereka, maka saya bisa berada di grup depan. Tapi setidaknya, dua poin lebih baik ketimbang tidak sama sekali, begitulah cara saya tidur nyenyak," bilang Zarco.
Dengan kondisi itu, Zarco pun berhasil finish di posisi 14, di depan Franco Morbidelli yang finish di posisi 15.
Menjadi menarik, pembalap tim Esponsorama Racing ini mengakui kalau dirinya tak memakai pain killer khusus untuk mengatasi rasa nyeri pada tulang schapoid-nya yang retak.
Baca Juga: Sirkuit Red Bull Ring Selalu Jadi Tempat Angker Bagi Yamaha
"Saya tidak minum obat pereda nyeri saat balapan karena saya ingin merasakan pergelangan tangan saya," aku pembalap MotoGP asal Prancis itu.
Tujuan Johann Zarco enggak pakai pain killer di balap MotoGP Stiria 2020 adalah karena ingin merasakan apa yang terjadi pada tulangnya yang cedera.
"Jika Anda tidak merasakan apa-apa, bisa saja Anda menggunakan tulang secara berlebihan sehingga Anda menderita selama dua minggu ke depan dan memperburuk keadaan," ungkapnya.
"Saya hanya minum satu parasetamol untuk peradangan," beber Zarco.
Seperti sobat ketahui, parasetamol lebih kerap kali digunakan untuk obat demam.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR