Alhasil, saat Rossi memutuskan pindah ke Yamaha, keempat orang ini pun ikut hengkang.
"Kala itu, benar-benar mudah pindah ke Yamaha, karena kami frustrasi dengan Honda," kata Briggs dikutip OtoRace.id dari The-Race.
"Saat kami bergabung, Honda adalah tim di mana semua orang, yakni rider, teknisi, dan mekanik, menuju arah yang sama," sambungnya.
"Tapi seiring berjalannya waktu, kami semua terpisah menjadi dua grup, yakni para insinyur dan orang-orang yang ada di garasi," kisah Briggs.
Baca Juga: Republik Ceko Memutuskan Mundur dari Kalender MotoGP 2021, Kesempatan Untuk Indonesia?
Pria Australia ini menyatakan Rossi merasakan adanya dua kubu yang berselisih.
Ia pun tak lagi nyaman di pabrikan asal Jepang itu, dan tak malu-malu menuduh Honda tak menghargainya.
"Sebagai pembalap, Rossi jelas merasakannya. Anda pasti sudah baca semua hal yang ia katakan soal Honda," tutur Briggs.
"Honda memberi kesan bahwa motor mereka sangat oke dan pembalap tak memberikan banyak pengaruh," imbuhnya.
"Itu adalah hal terburuk yang bisa Anda lakukan kepada seorang pembalap. Jika Anda melakukan itu, maka Anda harus cari rider baru. Itulah yang terjadi pada Honda," pungkasnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | The-race.com |
KOMENTAR