OtoRace.id - Mantan mekanik Valentino Rossi, Alex Briggs, mengungkapkan momen terbaik dan terburuknya selama bekerja dengan The Doctor di MotoGP.
Alex Briggs mengaku sangat mensyukuri kesempatan-kesempatan emas yang selama ini ia dapat, sebelum akhirnya memilih pensiun pada akhir 2020.
Sebelum bekerja dengan Valentino Rossi di GP500 2000, Alex Briggs diketahui merupakan mantan mekanik Daryl Beattie dan Mick Doohan.
Bersama Mick Doohan, ia pun sukses meraih lima gelar dunia.
Baca Juga: Ada Salah Paham! Pengelola Sirkuit Buriram Bantah Isu MotoGP Thailand 2021 Dibatalkan
Setelah Doohan pensiun mendadak pada 1999, barulah Briggs bersama rekan-rekannya di Repsol Honda bekerja dengan Rossi di Nastro Azzurro Honda pada 2000.
"Mick merupakan pembalap yang sangat agresif, seperti petinju sebelum bertarung. Ia selalu siap menjalani balapan," kata Brigss dikutip OtoRace.id dari Fox Sports Australia.
"Sikap macam ini seringnya jadi amarah ketika situasinya tak tepat, dan Mick akan memberitahu Anda," imbuhnya.
Briggs mengatakan Doohan tipe pembalap yang ingin memenangkan segalanya, ia ingin jadi yang utama.
Uniknya, Valentino Rossi memberikan dinamika kerja sama yang menurut Briggs sangat berbeda daripada Doohan.
Rossi sendiri dikenal lebih ceria dan tak punya tempramen yang meledak-ledak.
"Saking kagumnya pada Rossi, Briggs pun berkata pada Doohan, 'Kawan, usai bekerja denganmu, dia adalah impian," canda Briggs.
Bersama Rossi, Briggs pun sukses meraih tujuh gelar dunia di kelas tertinggi.
Puncaknya terjadi pada 2001-2005, saat Rossi merebut lima gelar dunia secara beruntun, bersama Honda dan Yamaha.
Meski meraup sukses besar dengan Doohan dan Rossi, Briggs tak memungkiri roda kehidupan juga berputar bagi mereka.
Kadang, masa-masa kelam juga mereka alami.
"Saya rasa dari setiap momen terbaik, pasti juga banyak momen terburuk," imbuhnya.
Baca Juga: Bikin Penasaran, Suzuki Bakal Umumkan Nomor Balap yang akan Digunakan Joan Mir di MotoGP 2021
"Saya menyaksikan sendiri saat Doohan cedera di Jerez (1999), dan itu adalah akhir dari kariernya. Itu cukup menyakitkan," tegasnya.
"Namun, jika harus menyebutkan satu kekecewaan, mungkin balapan di Valencia (2006), kala itu Nicky Hayden merebut gelar dunia," tutur Briggs.
Briggs sendiri memutuskan pensiun usai Petronas Yamaha SRT menolak permintaan Rossi untuk melanjutkan tradisinya sejak lama, yakni memboyong seluruh anggota krunya tiap kali pindah tim.
Petronas Yamaha SRT pun hanya mengizinkan Rossi membawa crew chief, teknisi data, dan pelatih balapnya.
Saat meninggalkan Valencia, yakni trek digelarnya seri penutup 2020, Briggs mengaku sedih, namun juga bangga atas kiprahnya mendampingi Rossi.
Ia pun menyatakan bahwa momen favoritnya adalah saat Rossi sukses memenangi MotoGP Welkom, Afrika Selatan, dan merebut gelar dunia pada 2004 bersama Yamaha.
"Momen favorit saya adalah musim dan kemenangan pertama dengan Yamaha," ujarnya
"Motor kami tidak sempurna, namun semakin baik. Melihat Rossi meraih target hebat dan terlibat dalam evolusi motor rasanya fantastis," tutup Briggs.
View this post on Instagram
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | foxsports.com.au |
KOMENTAR