OtoRace.id - Bos Red Bull KTM, Francesco Guidotti, mengakui ada lima pabrikan MotoGP yang menentang inovasi baru Ducati usai mereka mengaplikasikan Ride Height Device di bagian depan motor.
Perangkat Ride Height Device diketahui berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan suspensi motor secara mekanis.
Ducati pun sudah menerapkan alat tersebut pada bagian belakang motor mereka sejak 2019.
Beberapa tim MotoGP juga telah mengikuti langkah tersebut.
Seiring berjalannya waktu, Ducati menemukan fungsi lain perangkat Ride Height Device ketika dipasang di bagian depan.
Tujuannya untuk mengurangi potensi wheelie (ban depan terangkat) serta mendongkrak akselerasi saat start maupun keluar dari tikungan.
Inovasi tersebut tak mendapat teguran dari MotoGP karena dinilai masih sesuai dengan regulasi di mana pergerakannya secara mekanis, bukan listrik.
Francesco Guidotti lantas mengakui adanya dorongan dari pabrikan non-Ducati untuk melarang perangkat tersebut.
"Ya, keadaannya seperti itu sekarang. Tapi, itu bukan tentang posisi KTM, itu tentang posisi aliansi pabrikan MSMA (Asosiasi Pabrikan Motor Balap)," kata Francesco Guidotti dikutip OtoRace.id dari Speedweek.com.
Baca Juga: Sirkuit Mandalika Diusahakan Jadi Trek Umum, Tujuannya Bisa Bikin Terkejut
"Pada MSMA, lima dari enam pabrikan menginginkan perangkat tipe itu dilarang. Kami mencoba terus mendorong itu. Karena itu membuang uang dan dana," jelasnya.
Merujuk pada kata-kata manajer teknik KTM MotoGP, Sebastian Risse, bahwa teknologi perangkat Ride Height Device sudah ketinggalan zaman, Guidotti mengamini.
Boleh dibilang sedikit aneh jika mengingat pria asal Italia tersebut musim lalu masih bekerja untuk Pramac Racing, tim satelit dari Ducati.
Di samping itu, KTM juga telah mencoba untuk memasang perangkat tersebut di bagian depan motor RC-16.
Berbeda dengan rivalnya, pabrikan asal Austria itu justru tidak melihat keuntungan besar.
"Ya, tentu saja. Saya setuju (dengan sebutan itu). Empat pabrikan lain juga sudah membagikan opini," ucapnya.
"Saya tidak tahu apakah sistem tersebut punya dampak positif terharap waktu lap. Apa yang kami ketahui sekarang, itu malah menimbulkan kerumitan," tambah Guidotti.
"Sistem seperti itu tidak bisa dideskripsikan sebagai perkembangan teknik. Karena banyak motor jalan raya yang sudah dibekali suspensi elektronik yang bekerja dengan sempurna. Tapi, itu tidak diizinkan MotoGP," sambungnya.
"Perangkat mekanis seperti itu hanya membuat kerepotan. Jika sistem ini bisa meningkatkan kecepatan, maka kami akan ambil posisi: kami tidak memerlukannya," tutup Guidotti.
View this post on Instagram
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR