Ternyata, Sirkuit Sepang Malaysia pernah merugi besar soal jumlah penonton ketika menggelar balapan F1 yang dilaksanakan setelah seri Singapura pada musim 2016-2017.
Balapan yang sejatinya jadi seri back-to-back Asia itu justru menghadirkan kerugian besar bagi Sirkuit Sepang akibat kehilangan banyak penonton.
"Kami tidak ingin mengalami efek sama seperti F1. Saat itu kami menyelenggarakan back to back dengan Singapura, dan hasilnya kami kehilangan banyak penonton," imbuh Azhan.
Di sisi lain, menurut Azhan, Sirkuit Sepang Malaysia bisa meraup keuntungan lebih besar dengan jadwal menggelar MotoGP di seri-seri terakhir.
Sebab di akhir musim, para pembalap sedang ketat-ketatnya meraih poin untuk mencapai klasemen terbaik di akhir musim.
"Kami menggelar balapan pada putaran terakhir sebelum Valencia karena biasanya kejuaraan ditentukan antara seri penutup atau satu putaran sebelumnya," jelasnya.
"Dengan alasan itu akan lebih banyak orang yang datang untuk melihat kejuaraan," ungkap Azhan
Munculnya sirkuit-sirkuit baru di Asia Tenggara, diakui Azhan membuat Sirkuit Sepang kini mempunyai tugas rumah dan lebih dituntut untuk menawarkan sesuatu yang berbeda.
"Di Asia sekarang ada Mandalika, ada Buriram, jadi kami harus membuat sesuatu yang berbeda. Kami dalam posisi bagus memberikan hal itu kepada penggemar," pungkasnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Motorsport |
KOMENTAR