OtoRace.id - Balapan Formula E Jakarta 2022 sudah berhasil diselenggarakan di sirkuit Ancol (4/6) yang berhasil dimenangkan pembalap TCS Jaguar, Mitch Evans.
Mitch Evans berhasil mengentaskan perlawanan dari Jean Eric Vergne (DS Techeetah) yang mendominasi sejak sesi latihan pertama.
Namun dari sisi dalam lintasan bukan hanya persaingan yang menarik dibahas, tetapi juga kondisi aspal sirkuit Ancol yang baru selesai digarap pada awal bulan Mei lalu.
Pada saat start dan tikungan pertama dilibas 22 mobil, jelas terlihat debu mulai mengudara.
Beberapa pembalap mengeluhkan kondisi aspal di awal balapan karena seperti terasa licin dan agak kurang bersih.
"Yah terasa seperti ada serpihan yang kurang bersih saat kami melindas, sehingga daya cengkeram ban terasa berkurang," tutur Nyck De Vries, pembalap Mercedes EQ FE Team.
"Setelah itu debu mulai terasa berkurang dan kami bisa mendapatkan lap time yang sedikit lebih baik," lanjutnya selepas balapan.
Nyck De Vries memulai balapan dari starting grid kesepuluh yang terbilang barisan tengah, sehingga banyak debu dari sembilan pembalap di depannya.
Sedangkan Jean Eric Vergne yang menjadi pole sitter juga merasakan adanya debu lintasan, tetapi tidak berpengaruh besar baginya.
Baca Juga: Suasana Paddock Usai Balap Formula E Jakarta 2022, Ketemu Artis Juga Foto Bareng Pembalap
Pembalap asal Prancis itu masih kompetitif di setiap lap dan cukup lama dirinya menjadi pimpinan lomba.
"Terasa sedikit saat lap kedua, sehingga titik mengerem saya sedikit lebih jauh, tetapi tidak berpengaruh besar pada performa saya saat balapan," kata Jean Eric Vergne.
"Secara keseluruhan saya suka dengan sirkuit ini, tidak seperti sirkuit Formula E yang memiliki tikungan tajam, semua tikungannya terasa mengalir," imbuhnya.
Kelebihan dari sirkuit Ancol adalah layout yang sangat mengalir, sehingga tidak banyak ada pengereman.
Hanya saja yang membuat tidak nyaman adalah suhu udara yang cukup tinggi dan lembab, sehingga membuat para pembalap kurang nyaman saat menjalani balap 45 menit + 1 lap.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR