a
OtoRace.id - Sebagai Ibu Kota, DKI Jakarta memang menjadi pusat berbagai kegiatan, tak terkecuali kompetisi balap yang hidup setelah adanya sirkuit Formula E Jakarta di Ancol.
Namun sirkuit sepanjang 2,4 km itu memang dispesifikasikan untuk menggelar balap mobil listrik, Formula E yang pertama kali diselenggarakan tahun ini.
Hanya saja jika mengukur panjang lintasan dan lebar lintasan yang mencapai 12 meter, serta beberapa aspek keamanan mumpuni apakah bisa menggelar balap motor underbone.
Mengingat IMI DKI Jakarta selalu menggelar kompetisi balap dengan cara 'menumpang' ke Sentul yang notabene sudah masuk wilayah Jabar.
"Jadi dengan adanya sirkuit Formula E Jakarta ini memang memungkinkan KONI dan IMI DKI Jakarta bisa menggelar balap, mobil atau mungkin motor," tutur Supriyono, Kabid Olahraga Sepeda Motor IMI DKI Jakarta.
"Hanya kan faktor keamanan harus menjadi fokus utama kami dalam menggelar berbagai balapan, kalau di saya kan fokusnya balap motor," lanjutnya kala ditemui.
Pasalnya jika mengacu pada beberapa kejuaran balap motor di Malaysia, seperti Malaysian Cup Prix, bisa diselenggarakan di sirkuit non permanen.
Bahkan sirkuit balap mobil dengan jarak yang pendek lantaran menghitung kecepatan underbone di Malaysia yang tidak terlalu tinggi, sehingga masih terbilang aman jika menabrak tembok pembatas.
Sedangkan balap underbone di Indonesia punya kecepatan dan power yang lebih tinggi, sehingga kecepatan pun akan berdampak pada impact tabrakan semisal di sirkuit non-permanen.
Baca Juga: Libur FIM JuniorGP 2022, Ini Kegiatan Fadillah Arbi Aditama Selama di Indonesia
"Maka dari itu IMI Pusat juga sudah mewajibkan semua kompetisi dengan tingkat nasional, baik itu Kejurnas dan Club Event, harus diselenggarakan di sirkuit permanen," Supriyono menjelaskan.
"Sehingga disimpulkan kalau Sirkuit Formula E Jakarta itu sirkuit permanen, tetapi tidak ada run safe, kurang aman untuk underbone di Indonesia," tutupnya.
Baca Juga: Usai Naik Podium, Marco Bezzecchi Antusias Sambut Balapan di MotoGP Inggris 2022
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR