OtoRace.id - Fabio Quartararo dikabarkan bakal mendapat gaji fantastis dari tim Yamaha Monster Energy di MotoGP 2023.
Menurut kabar beredar, Fabio Quartararo akan mendapat bayaran sebesar Rp 161 miliar per tahun dari Yamaha pada MotoGP 2023.
Seperti diketahui, Fabio Quartararo baru saja memperpanjang kontraknya dengan Monster Energy Yamaha hingga MotoGP 2024.
Sebelum perpanjang kontrak dengan Yamaha, juara MotoGP 2021 itu mendapat tawaran dari sejumlah tim lain.
Gaji Fabio Quartararo saat ini diperkirakan menjadi 6 juta euro permusim atau berkisar Rp 96,9 miliar (kurs 1 euro = Rp 16.166 per 21 November 2022).
Dikutip OtoRace.id dari Speedweek, Fabio Quartararo diperkirakan mendapat gaji mencapai 10 juta euro atau Rp 161 milliar pertahun.
Sebab, Maverick Vinales yang sama sekali belum memberi gelar untuk Yamaha pernah dikontrak dengan gaji 6,5 juta euro per tahun atau Rp 105 miliar.
CMO Pierer Mobility AG, Hubert Trunkenpolz menyatakan bahwa dirinya juga mendengar kabar bahwa gaji fantastis Fabio Quartararo dari sumber yang dipercaya.
"Saya juga mendengar jumlah 10 juta ini dan dari sumber yang dapat dipercaya," kata Hubert Trunkenpolz dikutip OtoRace.id dari Speedweek.
Walaupun pada awalnya dia cukup terkejut karena menilai tak ada tim yang berani membayar tinggi di tengah krisis ekonomi yang ada saat ini.
"Saya pikir tidak ada seorang pun di paddock ini yang mendapat lebih dari 5 atau 6 juta Euro (Rp 96-113 miliar)," tambahnya.
Kendati demikian, Trunkenpolz pada akhirnya menilai bahwa itu merupakan strategi cerdas dari Yamaha yang tak mau kehilangan pembalap andalannya.
Selain itu, menurutnya Quartararo juga merupakan pembalap terbaik saat ini sehingga pantas mendapat bayaran setinggi itu.
"Strategi cerdas ini sangat masuk akal bagi Yamaha, karena bersama Quartararo mereka juara di MotoGP," tuturnya.
"Saya pikir Fabio Quartararo adalah pembalap terbaik saat ini. Tidak ada yang perlu didebatkan. Dia pembalap yang luar biasa," pungkasnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR