OtoRace.id - Sporting Director Ducati Corse, Paolo Ciabatti mengungkapkan bahwa timnya nyaris memboyong Raul Fernandez dari KTM.
Namun, Paolo Ciabatti mengatakan Ducati memilih untuk tidak memboyong Raul Fernandez dari KTM.
Wajar kalau Ducati kepincut dengan Raul Fernandez yang kemampuannya tidak perlu diragukan.
Raul Fernandez merupakan runner-up juara dunia Moto2 2021, dan berhasil melakukannya pada tahun pertamanya di kelas menengah kejuaraan dunia.
Raul Fernandez pun menjalankan debut di kelas MotoGP bersama Tech3 KTM.
Sayang, performanya pada tahun ini tak sesuai dengan harapan dan langsung dilepas setelah satu tahun.
Paolo Ciabatti pun mengindikasikan jika sebenarnya Ducati tertarik merekrut Raul Fernandez.
Dia kemungkinan bakal ditempatkan di tim Gresini Racing, atau mungkin juga Pramac Racing.
Walau demikian, Ducati akhirnya menghentikan negosiasi Raul Fernandez.
Baca Juga: Cerita Masa Kelam, Bos Ducati Akui Citra Timnya Rusak Karena Valentino Rossi Gagal Total
Paolo Ciabatta mengungkapkan jika KTM yang memegang kontrak Raul Fernandez, meminta biaya penalti untuk melepas pembalapnya.
Ia pun mengaku jika Ducati tak akan pernah mau membayar penalti untuk klausul pelepasan pembalap.
"Ketika mengetahui jika Raul baru akan dilepas dari KTM jika membayar penalti, negosiasi berakhir," kata Ciabatti dikutip OtoRace.id dari Speedweek
"Kami tidak akan membayar penalti untuk pembalap, siapapun itu. Tetapi, kami mengakui performa Raul yang luar biasa di Moto2 2021," sambung Ciabatti.
Ducati nampaknya tidak ingin mengulangi langkahnya untuk membayar sisa kontrak pembalap KTM seperti saat memboyong Jorge Martin pada 2021.
Saat itu Ducati mengeluarkan 80 ribu euro atau Rp 1,3 miliar (kurs 1 euro senilai Rp 16.323 per 29 November 2022).
Raul Fernandez sendiri telah resmi bergabung dengan tim RNF Racing di MotoGP 2023 mendatang.
KTM mengizinkan Raul hengkang dengan harga sekitar 100 ribu euro-150 ribu euro atau sekitar Rp 1,6 miliar-Rp 2,4 miliar.
View this post on Instagram
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR