Kali ini, generasi Toyota 7 ke-3 ini mengusung tipe 578A yang memiliki perbedaan besar dalam urusan dapur pacu dan sasis.
Mesin kali ini, Yamaha dan Toyota sepakat untuk memiliki basis yang sama dengan 79E, namun ditambah dengan pasokan dua turbo dari Garret.
Mesin ini memiliki kode 91E, tenaga yang dimuntahkan jauh lebih besar dari mesin sebelumnya, yaitu 800 hp di 8.000 rpm dan torsi sebesar 725 Nm di 7.600 rpm.
Tidak hanya itu saja, dengen tenaga dan torsi yang bertambah besar, bobot keseluruhan mobil juga berkurang drastis.
Toyota 7 generasi ketiga alias 578A ini memiliki bobot kosong keseluruhan 620 kg.
Hal itu didukung oleh penggunaan material mesin yang kuat dan ringan dengan pemakaian titanium dan magnesium alloy.
Serta, 578A juga mengusung sasis baru dari bahan alumunium, bukan lagi pipa baja.
Baca Juga: Kembali di MotoGP Australia 2022, Joan Mir Enggan Melewatkan Lebih Banyak Balapan Lagi
Pastinya dengan turbo ini, power weight to ratio yang dimiliki 578A juga jadi lebih besar ketimbang generasi pendahulu.
Tetapi sayang, setelah 578A ini jadi, justru tidak jadi untuk dipakai balap di Japan Grand Prix di tahun 1970.
Pasalnya, pesaing terdekatnya saat itu, Nissan R383 menarik diri dari kancah balap dan ingin fokus dalam pengembangan mobil umum ramah lingkungan.
Dengan begitu, Toyota pun akhirnya turun melakukan hal yang sama.
Meski begitu setidaknya ada tiga Toyota 7 578A yang melakukan tes di 1000 KM Fuji di tahun 1970.
Saat itu, mobil dikendarai oleh pembalap mereka, yaitu Hosoya, Kawai, dan Kukidome.
MEMAKAN KORBAN JIWA
Tak berkiprah di balap Jepang alias domestik, Toyota memiliki rencana untuk mengikuti ajang balap ketahanan Le Mans 24 Hours dan juga Canadian-American Challenge Cup.
Namun rencana itu akhirnya terhenti lantaran adanya kecelakaan fatal yang menimpa dua pembalap mereka, yaitu Sachio Fukuzawa dan Minoru Kawai.
Sachio Fukuzawa yang kelahiran 18 Juni 1943 meninggal dunia pada 12 Februari 1969 di sirkuit Fukuroi milik Yamaha.
Baca Juga: Gak Pakai Nanti, Francesco Bagnaia Minta Saran ke Casey Stoner Demi Menang di MotoGP Australia 2022
Ketika itu, Fukuzawa yang menggunakan Toyota 7 dengan mesin 61E kehilangan kendali mobil di ujung trek lurus sehingga mobilnya tergelincir ke luar trek , terbalik dan terbakar.
Namun, ketika itu Fukuzawa meninggal dunia akibat benturan keras di kepala dengan rambu sirkuit berbahan besi.
Setelah kematian Fukuzawa, peran pembalap pabrikan didominasi Minoru Kawai yang juga berhasil membuat kemenangan di Fuji 200 Mile World Challenge Cup tahun 1969.
Sayangnya, ketika proses pengujian Toyota 7 578A alias Toyota 7 Turbo, Minoru Kawai mengalami hilang kendali pada mobilnya.
Menjadi mengerikan, setelah mobil beberapa kali berputar, Minoru Kawai terlempar dari mobil balapnya pada 26 Agustus 1970 di sirkuit Suzuka.
Pembalap yang berhasil memberikan gelar pertama untuk Toyota 7 di balap Japan Grand Prix itu pun menderita luka parah di kepala dan kaku yang membuatnya menghembuskan napas terakhir saat itu juga.
Akhirnya, dengan tragedi kematian Minoru Kawai ini, Toyota pun menarik diri dari rencana mereka untuk terjun di kancah balap internasional dengan Toyota 7.
Pengembangan Toyota 7 juga dihentikan pada September 1970.
Seolah, Toyota 7 adalah mobil yang angker untuk dipakai.
Angker dalam artian, mesin yang menakutkan dengan 5.000 cc twin turbo dengan tenaga melimpah dan bobot hanya 620 kg.
Selain itu, angker seolah menakutkan lantaran sudah menelan dua pembalap berbakat Yamaha yang membesut Toyota 7 ini.
Oh ya! Buat sobat para gamers, penampilan Toyota 7 ini bisa juga disimak di serial Gran Turismo loh.