(Baca Juga: Jorge Lorenzo Putuskan Batal Turun di MotoGP Brno, Ini Alasannya)
Mengenai terpuruknya performa Yamaha, salah satunya bisa disebabkan oleh pemilihan mesin yang tidak mewakili kebutuhan pembalap mereka.
Sebelum musim MotoGP dimulai, Yamaha mengeluarkan dua tipe mesin yang salah satunya harus dipilih sebelum akhirnya mesin tersebut diholomogasi oleh FIM dan Dorna.
Sayangnya, ketika itu kedua pembalap Yamaha pabrikan ini memiliki perbedaan dalam pilihan mesin.
Bahkan, Rossi mengakui kalau dirinya tidak tahu mesin yang mana yang akhirnya dipilih Yamaha untuk dihomologasi.
"Spesifikasi mesin terakhir adalah kompromi antara berbagai kebutuhan dari pembalap pabrikan di sesi tes musim dingin," ungkap Lin Jarvis Tim Principal Monster Energy Yamaha MotoGP dikutip OtoRace.id dari Speedweek.com.
(Baca Juga: Pimpinan Yamaha Tidak Peduli Jika Valentino Rossi Memilih Pensiun Dini)
"Para pembalap memiliki pandangan berbeda. Mesin yang kami bangun pada akhir musim (akhir tes), bukanlah A ataupun B. Itu merupakan kombinasi A dan B," tambah Lin Jarvis.
Menurut Lin Jarvis mungkin versi mesin ini tidak sesuai dengan permintaan kedua pembalap, tetapi Yamaha harus memilihnya.
Yamaha memilih versi mesin yang lebih lembut, karena pada saat itu Yamaha mengalami masalah dengan akselerasi, cengkaraman alias grip dan masa pakai ban.
"Kami memecahkan beberapa masalah sementara ini, tetapi kami harus membayar harga itu dengan kurangnya tenaga mesin," tutup Jarvis.
Memang, sejak awal musim MotoGP 2019 bergulir, Yamaha kalah mengenai topspeed dan juga akselerasi.
Tidak hanya oleh Honda, tapi juga pabrikan lain seperti Suzuki dan apalagi Ducati.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR