(Baca Juga: Fakta-fakta Soal Pakaian Balap Pembalap MotoGP)
Setelah pembalap menarik gas, mapping ini mati, dan dilanjutkan oleh kinerja ECU kedua, anti-jerk system.
Teknologi anti-jerk yang berkaitan dengan ECU ini jika dibahasakan menjadi anti-hentakan.
Ketika pembalap menarik throttle lagi setelah melambat, sprockets atau gir rantai perlu diaktifkan kembali untuk mendorong motor maju setelah sesaat tidak mendapatkan tenaga dari mesin.
Sedangkan rantai dan sistem transmisi tidak sepenuhnya kaku, melainkan sedikit fleksibel.
Nah, di saat itu terjadi entakan, terutama semakin terlihat karena torsi motor MotoGP yang sangat besar.
(Baca Juga: Jelang MotoGP 2020, Fabio Quartararo Belum Temukan Cara Kalahkan Marc Marquez)
Saat pembalap memulai akselerasi, sensor yang terkait dengan sistem anti-jerk ini melihat tiga hal.
Yakni, seberapa banyak gas yang digunakan pembalap, kecepatan dari putaran ban belakang, dan juga performa mesin.
Jika mendadak terdeteksi lonjakan yang mungkin menimbulkan hentakan, sistem otomatis menyesuaikan torsi hingga tingkat tertentu, bahkan terkadang hingga 100%.
Dua hal ini membuat perpindahan gir saat berada di tikungan semakin mulus lagi.
(Baca Juga: Honda CBR1000RR-R Dipakai Alvaro Bautista Langsung Jatuh dan Curi Perhatian)
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Boxrepsol.com |
KOMENTAR