OtoRace.id - Pengereman memegang kunci dalam mencetak lap time yang bagus di MotoGP.
Dengan teknik berbeda atau gaya yang berbeda, bisa menghasilkan output pengereman yang berbeda.
Beda pembalap beda teknik tentunya, baik pengereman belakang maupun depan.
Teknik juga harus didukung dengan perangkat atau part yang sesuai dengan yang paling cocok dengan pembalap.
Rem belakang belakang misalnya, yang memang tak terlalu dominan pemakaiannya karena pengereman motor MotoGP saat ini lebih dibebankan ke rem depan.
Baca Juga: Ducati Sedang Kembangkan Kecerdasan Buatan Untuk Pengembangan Motor MotoGP
Nah, rem belakang ini punya peran vital sebagai penyeimbang pengereman saat melewati tikungan.
Penggunaan rem belakang yang tepat akan membuat pembalap lebih cepat sepersekian detik dan itu sangat penting.
Tiap pembalap punya spek pedal masing-masing yang dibuat khusus untuk memaksimalkan kemampuan pembalap dan juga disesuaikan dengan feeling pembalap.
Baca Juga: Carlo Pernat Bilang Valentino Rossi Lebih Takut Diajak Nikah Pacarnya Ketimbang Lanjut Balap
Valentino Rossi misalnya, memakai metode yang lebih tradisional dengan adanya karet elastis diikatkan di sekitar main silinder dan di pedalnya.
Karet tersebut membuat pedal lebih rigid atau kaku, sehingga akan lebih keras alias berat saat diinjak.
Pedal rem Rossi ini dilengkapi pegas konvensional di sumbu piston pompa rem.
Warna dari pegas ini menjadi indikator seberapa rigid pegasnya.
Pembalap biasanya mencoba pegasnya dengan berbagai varian sampai mereka mendapat yang paling cocok dengan gaya balapnya.
Baca Juga: Mick Doohan: Aneh Jika Alex Marquez Digantikan Pol Espargaro di MotoGP 2021
Misalnya Jack Miller (Pramac Ducati) yang memakai rem yang sangat kaku karena dia mencari level sensitivitas yang cukup tinggi.
Tapi secara umun banyak pembalap yang memakai pegas ini untuk memvariasikan tingkat kekerasan pedal remnya.
Contoh lain adalah pembalap LCR-Honda, Takaaki Nakagami, yang juga memakai pegas untuk membuat feelingnya ke pedal lebih baik.
Cukup menarik perhatian dari pedal rem Nakagami adalah adanya part tambahan di pedalnya, seperti pada gambar di bawah ini.
Ada part berbentuk balok di tengah-tengah antara footstep dan ujung pedal.
Baca Juga: Ducati Ngeluh Karena Tahun 2020 Mereka Jadi Tidak Bebas Berinovasi
Part tersebut dipakai ketika pembalap membelok ke kanan dengan sudut kemiringan yang tinggi.
Dalam keadaan sangat miring, pembalap akan sulit menginjak ujung pedal rem, dan part tersebut akan membantu.
Prinsip serupa dipakai oleh Alex Rins di motor Suzuki GSX-RR-nya.
Di antara footstep dan ujung pedal ada part tambahan yang seolah menjadi pedal kedua buat Rins.
Yang panjang dipakai saat lurus dan yang pendek dipakai saat menikung.
Terlihat juga ada sesuatu yang menarik di atas pedalnya Rins.
Baca Juga: MotoGP 2020 Fokus di Eropa, Tiga Pabrikan Asal Jepang Diyakini Bakal Keteteran
Adanya mur unik yang ada di atas pedalnya.
Mur tersebut bisa diputar untuk membuat pedal lebih pendek lagi agar sistem pengereman lebih menekan lagi secepat mungkin ketika disentuh.
Kadang ada pembalap yang suka dengan pedal lebih panjang dengan adanya karet sebelum kanvas rem menyentuh piringannya.
Yang lain lebih suka dengan pedal lebih pendek, yang bisa ditekan sedikit tapi sudah mengerem dengan kuat.
Semua tergantung dari feeling dan gaya pembalapnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Paddock-GP.com,corsedimoto.com |
KOMENTAR