"Inilah MotoGP. Meskipun kami terlihat jauh di belakang, tetapi kami datang dengan cepat. Meski kamu prediksi mereka masih jauh di belakang, tetapi ternyata kami sangat dekat dan kamu tidak bisa melakukan apapun untuk menjauh darinya," jelas Pol Espargaro.
Seolah tak ingin disalahkan, Aliex Espargaro juga punya pendapat sendiri kenapa dirinya melakukan itu.
"Dia (Pol) marah karena saya menutup throttle gas, tetapi itu karena bendera kuning," kilah pembalap Aprilia Racing Team Gresini itu seraya tangannya melambai-lambai menirukan marshal lapangan mengibarkan bendera.
"Dia tidak melihat bendera kuning. Pembalap lain seperti Alex Marquez juga menutup gas, tetapi ada juga seperti Fabio (Quartararo) dan yang lainnya tidak melihat bendera, jadi mereka tidak menutup gas," tambah Aleix Espargaro.
Bagi Aliex, melaju pelan ketika melihat bendera kuning sangatlah penting.
Karena hal itu bisa saja disebabkan adanya pembalap yang terjatuh di aspal ataupun ada marshal yang tengah menolong pembalap terjatuh, baik di pinggir atau tengah sirkuit.
"Jadi ketika ada bendera kuning, kamu harus berhati-hati. Saya bilang kepadanya (Pol) dia harus menutup gas karena ada bendera kuning, tetapi dia tidak melihat bendera kuning," jelas Aleix.
Akhirnya setelah mendapatkan penjelasan detail mengapa Aleix melakukan hal tersebut, Pol Espargaro pun bisa memahami.
Baca Juga: Gagal Start Terdepan, Fabio Quartararo Cuma Harapkan Hal Ini di MotoGP San Marino 2021
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | MotoGP.com |
KOMENTAR