Ia pun mengisahkan bahwa dirinya sempat skeptis dengan ide untuk merekrut Valentino Rossi.
"Sejujurnya, saya seharusnya tidak mendatangkan Valentino. Selalu ada asumsi bahwa kami tak punya pilihan kecuali merekrut Valentino pada 2021," jelasnya.
"Asumsinya adalah kami di bawah tekanan dari Yamaha. Tapi tidak, sama sekali tidak ada tekanan," tambahnya.
"Secara pribadi, saya skeptis hingga Valentino berada di podium ketiga, bersama Fabio Quartararo dan Maverick Vinalez di GP Jerez pada Juli 2020," imbuhnya.
"Ketika saya ada di podium bersama ketiga pebalap, saya pun berpikir, 'Ok, mungkin pebalap ini bisa berhasil'," lanjut Razali.
Baca Juga: Menarik, Jorge Lorenzo Akan Balap Bareng Valentino Rossi di MotoRanch
Rasa optimistis kemudian berganti dengan kekhawatiran ketika melihat rapor Rossi usai sempat absen balapan karena terpapar virus Covid-19.
Saat direkrut SRT, Rossi memang sedang mengalami penurunan performa yang cukup signifikan hingga akhirnya pensiun juga
"Setelah itu, hasil Valentino jadi buruk. Tapi pada titik ini, keputusan untuk Valentino sudah terlanjur diambil," ucap pria asal Malaysia itu.
"Saya kira, Valentino menempatkan dirinya di bawah tekanan. Pebalap muda lebih kencang. Valentino sebenarnya mencatatkan best lap lebih baik dibanding masa lalu," ia mengungkapkan.
"Namun, itu tidak cukup. Dia mau sukses, hati dan pikirannya siap untuk itu, tapi badannya tidak sejalan," tukasnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | tuttomotoriweb.it |
KOMENTAR