(Baca Juga : Miris! Nama Dani Pedrosa Diabadikan di Tikungan Sirkuit yang Menghancurkan Karirnya)
Jadi, tidak langsung seragam penyesuaian dilakukan terhadap motor.
Seperti halnya, Andy Muhammad Fadly alias A.M Fadly dari tim Manual Tech KYT Kawasaki Racing (MTKKR) yang menang di race 1.
"Fadly kena handicap rev limiter 500 rpm," ungkap Ibnu Sambodo, owner tim Manual Tech.
Untuk berlaga di race 2 AP250 ARRC Australia, putaran mesin Kawasaki Ninja 250 A.M Fadly pun langsung 'dikebiri'.
"Jadi 14.250 rpm, ini mempengaruhi handling karena final gear jadi berat," tambah Pa'De, sapaan akrab Ibnu Sambodo sembari bilang kalau race 1, Rev limitter motor A.M Fadly masih di 14.750 rpm.
Sayangnya, A.M Fadly harus mengalami high side di tikungan 3 sirkuit The Bend Motorsport Park dan tak mampu menyelesaikan lomba.
Namun menurut Pa'De lagi, sebenarnya regulasi ini akan didapat oleh pembalap yang memiliki selisih poin lebih 25 dari peringkat 5 klasemen.
Bahkan jika A.M Fadly mampu juara lagi di race 2, bisa saja dirinya harus mengalami pemotongan limitter rpm mesin lagi.
(Baca Juga : Wah Ada Apa Nih? Jorge Lorenzo Mulai Ditantang Sama Pembalap KTM)
"Anehnya, justru motor-motor yang punya power lebih malah enggak kena, karena skill rider yang masih kurang," bilang Pa'De lagi.
Namun setidaknya menurut Pa'De, skill pembalap timnya masih lebih baik sehingga masih kompetitif di balap.
Tetapi secara tidak langsung, regulasi ini menjadi terkesan skill pembalap yang dibatasi alias dikebiri, bukanya motor yang dibuat lebih kompetitif.
"Di seri berikutnya dua pembalap saya kena (pemotongan rev limitter)," tawa Pa'De.
Iya, karena di race 2, Aiki Iyoshi pembalap asal Jepang yang bertarung bersama tim Manual Tech KYT Kawasaki Racing asal Jogjakarta ini keluar menjadi pemenangnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR