OtoRace.id - Luca Marini, adik Valentino Rossi ungkap komentar soal tombol red flag di motor MotoGP.
Komentar Luca Marini tentang tombol red flag di motor MotoGP ini diungkap usai dirinya melakoni MotoGP Australia 2022.
Tentunya, ada alasan mengapa Luca Marini meminta tombol red flag terpasang di motor MotoGP.
Hal tersebut, tidak terlepas dari kondisi yang dialaminya di sesi latihan bebas pertama alias FP1 MotoGP Australia 2022 (14/10).
Ketika itu, angin berhembus kencang dari pantai ke sirkuit, terutama di Tikungan 1 yang langsung berhadapan dengan laut Siberia.
Menurut Luca Marini, hal ini sangat berbahaya bagi para pembalap MotoGP yang bisa melintas dengan kecepatan hingga 340 km/jam lebih sebelum mengerem di Tikungan 1.
“Dengan angin seperti ini, mengerem di Tikungan 1, Anda keluar dari lintasan. Dan setelah kecelakaan, bendera merah. Ini sulit. Sulit juga untuk mengambil keputusan ini," aku Luca Marini diungkap dari MotoGP.com.
Pendapat Adik Valentino Rossi, Race Direction tentu sulit untuk merasakan apa yang dialami para pembalap di trek.
"Ini bukan pekerjaan mudah bagi mereka karena mereka tidak on track, mereka ada di sini (gedung paddock; red), dan dari sini Anda tidak merasakan angin," jelas pembalap Mooney VR46 Racing Team itu.
Baca Juga: Jadwal MotoGP Malaysia 2022 Francesco Bagnaia Bisa Juara Dunia MotoGP 2022 di Sepang, Ini Syaratnya
“Jadi kami meminta mereka, juga di Komisi Keselamatan, untuk memiliki tombol seperti untuk menekan dan mungkin jika 80% dari grid menekan tombol ini, juga dalam perlombaan misalnya, mereka dapat memiliki bendera merah," bilang Luca Marini.
Tombol ini, tentunya untuk mengirim informasi ke race direction untuk melihat seberapa banyak dan penting untuk mengeluarkan bendera merah ketika kondisi di lintasan berbahaya.
"Karena jika Anda melihat balapan dari TV, Anda tidak melihat apa-apa,” sebut adik Valentino Rossi ini.
Memang, sejauh ini ketika pembalap melihat ada potensi bahaya red flag atau meminta berhenti balap, ketika kondisi hujan.
Seperti yang terjadi ketika di seri Moto2 Thailand 2022, dimana hujan bertambah deras dan membahayakan pembalap.
Maka pembalap terdepan dan kedua saat itu mengangkat tangan untuk memberikan isyarat lomba dihentikan.
Setelah itu, barulah Race Direction memberikan perintah kepada marshal di sirkuit untuk mengibarkan bendera merah.
Namun dengan adanya tombol red flag di motor MotoGP, Luca Marini yakin kalau solusi itu adalah yang terbaik.
Apalagi, teknologi di motor MotoGP sudah semakin berkembang pesat.
Baca Juga: Marc Marquez Jujur Contek Gaya Balap Casey Stoner di MotoGP Australia 2022
View this post on Instagram
“Saya pikir sekarang teknologinya jauh lebih baik, dan ketika Anda mengangkat tangan, Anda hanya melihat tiga atau empat orang di depan," jelasnya.
"Mereka dapat memiliki sesuatu dalam pikiran mereka untuk memiliki keuntungan untuk mengangkat tangan mereka pada saat itu, ” tambahnya.
Tentunya hal ini bebeda jika adanya tombol di setang yang bisa ditekan ketika memang ada hal yang bersifat darurat.
“Ketika 80% pebalap (menekan tombol; red), bahkan yang terakhir, bahkan peringkat ke-16 menekan tombol, dan mengirimkan sinyal bahwa itu adalah situasi berbahaya, tidak apa-apa, ini seperti pemungutan suara, ini seperti situasi politik," aku Marini.
"Saya pikir akan lebih mudah bagi mereka jika kita dapat mengirimkan informasi kepada mereka. Seperti di F1, tapi mereka bisa berbicara," jelasnya lagi.
Namun menurut Marini, agak sulit di MotoGP untuk berbicara.
"Tetapi menekan sebuah tombol, kami dapat melakukannya dengan mudah. Jadi satu lagi tidak masalah. Kami juga terbuka untuk hal-hal lain, tapi ini yang paling mudah,” pungkas Luca Marini.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | MotoGP.com |
KOMENTAR